Pesawat terbang merupakan alat transportasi dengan standar keamanan yang tinggi, sehingga pesawat selalu mengalami perkembangan teknologi. Setiap kenaikan ketinggian 1000 feet akan terjadinya pengurangan suhu pada atmosphere sebesar 2°C sehingga pesawat harus mempunyai teknologi untuk mencengah terjadinya pembentukan es pada ketinggian tersebut. De Icing System merupakan sistem pada pesawat terbang yang berfungsi untuk memecahkan es yang sudah terbentuk pada bagian tertentu di pesawat terbang. Sistem ini merupakan salah satu sistem dari Ice and Rain Protection System yang digunakan di pesawat terbang. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk simulator De Icing System yang digunakan sebagai media pembelajaran Aircraft Mechanical System. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development dalam mengembangkan penelitian dengan menguji keefektifan alat tersebut. Rancangan dari simulator De Icing System pada sayap pesawat digunakan untuk memberikan simulasi secara nyata mengenai sistem kerja dari De Icing System pada pesawat terbang. Penggunaan kompresor sebagai source utama yang memasok udara kedalam rubber boot untuk mengembangkan rubber boot. Didapatkan hasil penelitian bahwa komponen pada simulator De Icing System dapat bekerja sesuai dengan fungsinya dan mampu menyimulasikan cara kerja Pneumatic De Icing System mulai dari proses pembuatan es pada sayap pesawat hingga ilustrasi es pada saya pesawat pecah akibat rubber boots mengembang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara motivasi, strategi belajar, dan prestasi akademik taruna ATKP Makassar:  tinjauan belajar level 4 standard ICAO. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatf dengan sampel Taruna ATKP Makassar Prodi Lalu Lintas Udara dan Komunikasi Penerbangan dengan teknik pengambilan sampel acak (sampling).Pengumpulan data dengan menggunakan angket (kuesioner).Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi product Moment dari Pearson.Pada taraf signifikansi 5%, hasil penelitian menemukan bahwa: (1) motivasi belajar mempunyai korelasi positif terhadap strategi belajar dengan nilai r sebesar 0,851. (2) Motivasi belajar taruna mempunyai korelasi positif dengan prestasi akademik yang dalam penelitian inin adalah kecakapan Bahasa inggris dengan nilai r sebesar 0,892. (3) Strategi belajar bahasa mempunyai korelasi positif dengan prestasi akademik (kecakapan berbahasa inggris) dengan nilai r sebesar 0,802.Motivasi sebagai pemberi stimulus sementara strategi belajar mengarahkan dan memaksimalkan dorongan kearah yang lebih positif.Motivasi memunculkan rasa percaya diri yang sangat penting dalam pengembangan kecakapan berbahasa inggris. Strategi belajar dapat mengontrol keterbatasan-keterbatasan produksi bahasa