Like any other corporate, state owned enterprises (SOE) main objective is to achieve optimum profit to ensure its sustainability. In Indonesia, electricity business in run by PT PLN (Persero), a corporate owned 100% by Government of Indonesia. Thus, PLN should maximize its effort on cost reduction and sales volume optimization to ensure its profitability growth. Looking at the structure of operational cost and revenue, this study aims to explore the effect of fuel mix and power losses on profitability (operating profit/loss) of PLN, where the moderating role of Indonesia crude price (ICP) and exchange rate on fuel mix effect toward profitability also take into account. By using moderated regression analysis (MRA), this study found out that the effect of fuel mix on profitability, and power losses on PLN's profitability exist negatively. ICP and exchange rate also strengthen the effect of fuel mix on PLN's profitability. This study suggested PLN to continue exploring ways to optimize its fuel mix and power losses, as well as increasing sales volume. This could not be done without Government intervention that favors PLN i.e., tariff adjustment or incentives, especially when exchange rate and ICP value worsen. This is to ensure that PLN has a healthy financial sustainability.

Memanfaatkan teori gerakan sosial, artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyebab organisasi Syarikat Islam kembali ke khittah tahun 1905 serta untuk memahami bagaimanakah gerakan yang dibangun oleh Syarikat Islam untuk mewujudkan agenda kembali ke khittahnya itu. Artikel ini menunjukkan bahwa penyebab Syarikat Islam kembali ke khittah adalah terpecahnya kekuatan politik Islam di Indonesia pasca-Orde Baru menjadi banyak partai politik dan rendahnya tingkat kompetisi partai Islam dalam pemilu. Selain itu, studi ini juga menunjukkan bahwa perpecahan yang disebabkan oleh konflik internal dalam tubuh Syarikat Islam menyebabkan organisasi ini hibernasi dalam waktu yang lama. Gagasan kembali ke khittah dianggap mampu menyatukan mayoritas faksi yang ada. Untuk merealisasikan agenda kembali ke khittah itu, struktur mobilisasi yang dimanfaatkan Syarikat Islam mencakup langkah konsolidasi organisasi sampai memanfaatkan jaringan sosial anggotanya.