Bandung is a city highly vulnerable to disasters (such as volcano eruption, floods). Preparation for dealing with disasters is a must to increase an effective response and reduce disaster risk. The purpose of the research is to develop a model of urban community readiness, especially the city of Bandung, in the face of impending disasters so that the factors affecting the preparedness behavior in the face of disasters. The sample for this research are 70 resident in Bandung were interviewed by using a questionnaire about adopting a set of behaviors for preparing for the disaster when it occurred. The factors identified include attitude, perceived behavioral control, subjective norm, perception of risk, and behavior. The research also collects information on social demographic factors and respondents' experiences in dealing with disasters so that the research can explain the relationship between socio-environmental characteristics adopted from the theory of planned behavior. This research provides different insights into the relationship between attitude, perceived behavioral control, subjective norm, risk perception, and disaster preparedness behavior. This research shows that risk perception has a positive impact on disaster preparedness behavior and statistically significant.

Vendor merupakan salah satu mitra bisnis strategis bagi perusaan. Peranannya sangat penting guna menjamin ketersediaan material yang dibutuhkan dalam pengerjaan suatu project. Dalam implementasi pengadaan material,l ada kalanya vendor tidak bisa menjaga komitmennya sehingga berdampak pada project yang sedang berjalan. Terganggunya project dapat berdampak pada penganggaran biaya yang telah direncanakan. Lebih jauh, kondisi seperti ini akan berpengaruh terhadap proses produksi yang telah direnakan. Menghadapi permasalahan tersebut, perlu dilakukan penilaian agar mampu memenuhi kebutuhan project secara konsisten. Pada penelitian ini digunakan Metode Profile Matching untuk menentukan vendor mana yang memiliki peringkat yang terbaik. Pengambilan keputusan akan dilakukan dengan membandingkan gap antara nilai alternatif dan kriteria yang diinginkan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian terhadap ketiga vendor yang maka vendor Supreme menempati peringkat pertama dengan nilai hasil akhir 5,18, disusul dengan vendor Leoni di peringkat kedua dengan nilai hasil akhir 5,1 dan vendor JLAPP menempati peringkat ketiga dengan nilai hasil akhir 4,97. Hasil pemeringkatan ini dijadikan sebagai masukkan bagi perusahaan dalam menentukan mitra utama dan bagi vendor sebagai evaluasi guna meningkatkan kinerjanya sehingga dapat menjadi pilihan utama bagi perusahaan.

No abstract

this study examines the brand attitudes of smartphone user. In particular, it examines how users brand knowledge and their self-image congruence can affect their brand attitudes towards smartphone products. Previous research indicates that brand knowledge and self-congruence can facilitate positive behavior and attitude towards products. This research used cross-sectional survey explanatory method and structural equation modelling approach to test the hypothesis. A questionnaire was sent to 200 smartphone users in Bandung. Results indicate that self-congruence was a good predictor of user's brand attitude and brand knowledge did not affect user's brand attitude towards smartphone product.

SMKN 11 Bandung kelompok keahlian Manajemen Logistik saat ini belum memiliki mata pelajaran Ekspor-impor. Mata pelajaran Ekspor-impor sendiri merupakan mata pelajaran yang berkaitan erat dengan bidang keahlian manajemen logistik. Penguasaan bidang ajar manajemen ekspor-impor menjadi modal yang sangat baik pada pengembangan kurikulum Prodi Logistik di SMKN 11 Bandung. Hasil survei awal menunjukkan bahwa pihak mitra memerlukan pelatihan terkait materi Manajemen Ekspor-impor untuk mendukung pemahaman logistic yang menyeluruh dalam pengembangan kurikulum manajemen logistik di masa akan datang. Pelatihan berisikan enam topik pada yang berkaitan dengan Ekspor-impor. Berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan sebelum dan setelah pelatihan melalui enam variabel, didapatkan data pemahaman rata-rata guru SMKN 11 Bandung terkait manajemen ekspor impor sebelum pelatihan sebesar 26,5. Setelah mengikuti pelatihan terdapat kenaikan rata-rata sebesar 10.3 atau 39% dari sebelumnya. Kenaikan pemahaman rata-rata guru SMKN 11 terkait manajemen ekspor-impor menunjukkan bahwa pelatihan yang diberikan memberikan efek positif.