Abstract. Indrayani, Putra RP, Hambali A, Ardiansyah. 2022. Isolation and characterization of extremophile bacteria for hydrolytic enzyme production from Waepella Hot Spring, Sinjai, Indonesia. Biodiversitas 23: 6345-6351. Extremophiles are organisms that have adapted to live in extreme environments. Therefore, they have huge potential for various industrial applications, specifically enzyme production. The aim of this study was to isolate and screen the potential of extremophile bacteria for hydrolytic enzyme production from the Waepella hot spring in Sinjai District, South Sulawesi, Indonesia. The water samples were collected from the hot spring at three different locations. The method of bacterial isolation was the agar plating technique using Tryptic Soy Agar media. The obtained isolates were characterized by examination of colony colors, cell shapes, gram staining, endospore, catalase, and enzymatic activity (amylase, cellulose, protease, lipase, and pectinase). The result showed that a total of eighteen isolates were successfully isolated from Waepella hot springs. Eight isolates showed amylolytic activity, and the highest (22.6± 0.44 mm) activity was observed in isolate BHSS10. Nine isolates had a cellulolytic activity with the highest clear zone of 11.6±0.4 mm (isolate BHSS7). Sixteen isolates had a pectinolytic activity with the highest clear zone of 12±0.24 (isolate BHSS16). Only 3 isolates showed proteolytic activity, and the highest (9.83±0.40 mm) was observed in isolate BHSS15, while none showed lipolytic activity. That is the first report on extremophile bacterial isolation and screening for enzyme production from the hot spring in South Sulawesi, Indonesia.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui jumlah lemak yang dihasilkan setiap lapisan atau tumpukan pada suhu ruang dan suhu 60°C serta mengetahui besar tekanan yang dibutuhkan untuk pengepresan pada tiap lapisan/tumpukan biji kakao. Prosedur kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Pengupasan Testa Kakao, (2) Pengeringan dan Pengpresan Nib Kakao dengan perlakuan 3 lapis nib kakao, 5 lapis nib kakao, dan 7 lapis nib kakao, (3) Analisa Kadar Lemak/minyak, (4) Analisa Kadar Air. Hasil penelitian menunjukkan jumlah persen lemak/minyak yang dihasilkan berdasarkan efektifitas pengempaannya ialah pada 3 lapis atau tumpukan suhu ruang sebesar 22%. Pengepresan pada suhu 60°C dapat lebih mudah mengeluarkan lemak nib kakao dari yang sebelumnya (suhu ruang) yang sulit untuk dipisahkan. Besar tekanan dipengaruhi oleh tebal lapisan atau tumpukan nib kakao. Pada 3 dan 5 lapis/tumpukan nib kakao diperoleh sampai tekanan 25 ton, sedangkan 7 lapis atau tumpukan sampai 28 ton (terlampir pada hasil penelitian). Kesimpulan yang di peroleh dari penelitian ini (1) Tebal lapisi tumpukan nib kakao berbanding lurus terhadap jumlah (%) minyak kakao yang dihasilkan pada pengepresan suhu ruang dan suhu 60°C. Makin tebal lapisan nib kakao, rendemen lemak diperoleh semakin rendah. (2) Pengepresan nib kakao pada suhu ruang menghasilkan minyak 17% - 22% pada tekanan mininal 8 ton dan maksimal 28 ton. (3) Pengepresan padatan nib kakao suhu 60°C dapat mengeluarkan minyak/lemak 16% - 24%, dari padatan nib kakao hasil pengempaan suhu ruang dengan tekanan minimal 8 ton dan maksimal 28 ton. (4). Rendemen pengepresan dicapai 45%, jumlah tersebut sama/mendekati rendemen industri.