Kemajuan teknologi yang begitu pesat didukung dengan kenyamanan dan kemudahan bertransaksi yang diusung oleh aplikator fintech terutama untuk pengalaman pinjaman online (pinjol) semakin mudah. Namun, kemudahan tersebut menimbulkan isu keresahan dimasyarakat, banyak keluhan yang muncul seperti tagihan yang tidak wajar, bagaimana debt collector pinjol menagih pada saat menjelang jatuh tempo, dan isu membagikan data pribadi peminjam ke publik. Keresahan lain dari keberadaan pinjaman online adalah kejelasan legalitasnya, masih banyak aplikator pinjaman online yang tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sentimen masyarakat terhadap keberadaan pinjaman online melalui media sosial twitter.Selain itu penelitian ini juga ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan sentimen yang signifikan bila akun bot berada dalam dataset. Peneliti mendapatkan data twitter sejumlah 941 baris dengan tidak memisahkan akun bot. Jika akun bot dipisahkan, data menjadi 432 data. Setelah dilakukan analisis lebih dalam ditemukan kecenderungan sentiment terhadap pinjaman online dimasyarakat ialah negatif dengan nilai sebesar 45.6 %. Setelah memisahkan akun bot dari dataset, sentiment negatif masih mendominasi dari sentimen yang ada menjadi 54.2%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan lain bahwa ada dan tidak adanya akun bot dalam dataset hanya memberikan sedikit pengaruh saja terhadap sentimen yang lain, akun bot tidak mengubah kesimpulan awal yang mengatakan sentimen masyarakat terhadap keberadaan pinjaman online cenderung mengarah kepada sikap negatif.