This study aims to describe the implementation of improving school culture-based human resources at SMPN 1 Pematangsiantar. The culture that exists in schools is actually able to become the basis for improving human resources. School culture is closely related to the values, vision and mission of the school that have been built and agreed upon by the school. This research was conducted within the framework of a qualitative research approach. A qualitative research approach is a process followed to explain perceptions and cases about a matter in a way that reflects the truth in their typical environment and as a whole using various data collection techniques such as observation, interviews, and document analysis. The results of the study revealed that the hallmark or characteristics of SMPN 1 Pematangsiantar, North Sumatra Province, namely, based on discipline and being a school of character in forming a cadre of national leaders who are patriotic, have national insight, culture, independence, who are competitive in the fields of science and technology. technology, and skills within the framework of faith and piety have been transformed into a school culture which then contributes to the improvement of human resources. High discipline is one of the advantages of SMP Negeri 1 Pematangsiantar to improve human resources

Penelitian bertujuan untuk menganalisis perbedaan hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan menggunakan metode pembelajaran ICM dengan menggunakan metode pembelajaran TGT, menganalisis perbedaan hasil belajar IPS siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan memiliki motivasi belajar rendah, menganalisis interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS siswa. Penelitian ini bermanfaat sebagai acuan dalam mengembangkan dunia pendidikan bagi Kepala Dinas Pendidikan, guru, sekolah, siswa dan juga peneliti selanjutnya. Sampel ditetapkan sebanyak 57 orang  terdiri dari 2 (dua) kelas. Teknik analisis dengan anava 2x2. Hasil penelitian yaitu terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa menggunakan metode ICM dengan TGT. Hasil belajar IPS siswa menggunakan metode pembelajaran ICM dengan nilai rata-rata 88,14, sedangkan hasil belajar IPS siswa menggunakan metode pembelajaran TGT memperoleh nilai rata-rata 82,57. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa meiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa memiliki motivasi belajar rendah. Siswa memiliki motivasi belajar tinggi memperoleh nilai rata-rata hasil belajar IPS sebesar 88,12, sedangkan hasil belajar IPS siswa yang memiliki motivasi belajar rendah memperoleh nilai rata-rata sebesar 81,92. Berdasarkan hasil uji Anava diketahui bahwa  harga sig=0,037. Karena hasil hitung sig p = 0,037 < sig α = 0,05 maka dapat dikemukakan kesimpulan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dan motivasi belajar dalam memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa teruji kebenarannya.

Pendidikan keterampilan (life skill) dalam rangka pemberdayaan kepada masyarakat guna mempersiapkan individu yang mandiri sehingga mampu terberdayakan untuk kehidupan mereka. Pemberdayaan masyarakat sebagai proses pengembangan, memandirikan, dan memperkuat elemen masyarakat yang memiliki kondisi sosial ekonomi yang rendah. Kegiatan pemberdayaan melalui pendidikan keterampilan berhasil membawa diri individu menjadi terampil secara pengetahuan, perilaku, dan mengorganisasikan diri dan lingkungan sosial. Pemberdayaan masyarakat sebagai proses pengembangan, memandirikan, dan memperkuat elemen masyarakat yang memiliki kondisi sosial ekonomi yang rendah. Kegiatan pemberdayaan melalui pendidikan keterampilan berhasil membawa diri individu menjadi terampil secara pengetahuan, perilaku, dan mengorganisasikan diri dan lingkungan sosial