Pseudomonas aeruginosa is the main cause of nosocomial infection which is responsible for 10% of hospital-acquired infection. Pseudomonas aeruginosa tends to mutate and displays potential for development of antibiotic resistance. Approximately, 10% of global bacterial isolates are found as (6 g/ml; 3 g/ml; 1.5 g/ml; 0.75 g/ml, 0.375 g/ml; and 0.1875 g/ml
AbstrakPenatalaksanaan utama pada masalah akne vulgaris adalah penggunaaan antibotik baik topikal maupun oral. Akan tetapi penggunaan antibiotik dinilai telah menimbulkan dugaan resistensi terhadap P. acnes sebagai agent penyebab akne sehingga mendorong berbagai pihak untuk mengembangkan preparat antiinflamasi yang dapat diberikan topical ataupun sistemik. Curcuma xanthorrhiza Roxb. memiliki senyawa utama xanthorrizol yang dinilai potensial untuk dikembangan sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar hambat minimum dan kadar bunuh minimum serta perubahan struktur dinding sel dari Curcuma xanthorrhiza Roxb. terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes. Desain penelitian yang di gunakan adalah eksperimen dengan sampel P. acnes berupa isolate stock culture (ATCC® 11827™) yang selanjutnya ditumbuhkan pada media MHA. Jumlah replikasi yang digunakan sebanyak 4 ulangan. Konsentrasi ekstrak Curcuma xanthorrhiza Roxb. masing-masing 6,25 µg/ml, 12,5 µg/ml, 25 µg/ml, 50 µg/ml dan 100 µg/ml. Pengukuran aktivitas antibakteri didasrkan pada KHM, KBM dan pengamatan struktur dinding sel bakteri melalui metode Microscop Electron Screening (MES). Pemberian ekstrak Curcuma xanthorrhiza Roxb. memiliki efek antibakteri terhadap bakteri P. acnes secara in vitro. Konsentrasi ekstrak 25 µg/ml merupakan kadar minimum yang mampu menghambat pertumbuhan P.acnes melalui dilusi cair, sedangkan konsentrasi minimal yang mampu membunuh P.acnes adalah 50 µg/ml. Bakteri P. acnes yang dipapar dengan ekstrak etanol Curcuma xanthorrhiza Roxb. mengalami perubahan morfologi berupa timbulnya dinding sel kasar kasar akibat penyusutan serta adanya dinding sel yang hancur sehingga sitoplasma keluar dan tampak seperti meleleh. Respon daya hambat pertumbuhan bakteri yang dihasilkan Curcuma xanthorrhiza Roxb. dipengaruhi oleh senyawa aktif yang terkandung didalamnya seperti minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, tanin, kurkuminoid dan terpenoid. Kandungan xanthorrizol yang dimiliki mampu menghambat pertumbuhan P.acnes mampu merusak aktivitas enzim sel, selain itu kandungan Curcuminoid turut berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mendenaturasi dan merusak membran sel sehingga proses metabolisme sel terganggu Kata Kunci: Antibakteri, Akne vulgaris, Curcuma xanthorriza Roxb., MES
Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia karena sekresi insulin yang sedikit, aksi insulin kurang poten, atau disebabkan keduanya. Daun dandang gendis (Clinacanthus nutans)diketahui mengandung antioksidan yang dilaporkan mampu menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun dandang gendis terhadap kadar glukosa darah pada tikus Wistar model diabetes. Tikus sebanyak 30 ekoryang sesuai kriteria dibagi dalam 5 kelompok yang kemudian diinduksi hiperglikemia menggunakan streptozotocin 50 mg/kgBB. Setelah 2 hari pasca induksi, tikus diberi ekstrak daun dandang gendis sesuai dosis yaitu K1 (75 mg/kgBB), K2 (150 mg/kgBB), dan K3 (300 mg/kgBB) lalu dibandingkan dengan K0 (CMC-Na sebagai kontrol) dan K4 (metformin sebagai obat standar) selama 14 hari. Penurunan kadar glukosa darah yang paling signifikan terjadi pada kelompok K1 dengan pemberian ekstrak dandang gendis 75 mg/kgBB dibandingkan dengan kelompok K0, K2, K3, dan K4.
Objective: The aim of this study was conducted to evaluate the neuroprotective role of Solanum betaceum against memory impairment due to chronic cigarette smoke exposure in rat brain. Methods: Adult male albino rats were exposed to cigarette smoke for 28 days, 3 pc cigarette/day, and simultaneously administered with S. betaceum in Groups K2, K3, and K4 (100 mg/kg b.w/day, 200 mg/kg b.w/day, and 400 mg/kg b.w/day), respectively. The level of N-methyl-D-aspartate (NMDA), c-AMP response element binding (CREB) protein, brain-derived neurotrophic factor (BDNF), number of neuron and glial cells, and memory was also measured. Results: S. betaceum administration could prevent from memory impairment significantly (p<0.05) by decreased time to reach the target at Y-Maze and maintained the levels of CREB, BDNF, neuron, and glial cells (microglia, astrocytes, and oligodendrocytes) significantly (p<0.05) but did not significantly decreased NMDA levels (p>0.05). Conclusion: Exposure to cigarette smoke compromised the memory functions. The result of this study shown that administration of S.betaceum could inhibit memory impairment and inhibit the decrease of neuron cells , increase the level of BDNF and number of glia cells including microglia, astrocytes and oligodendrocytes. The mechanism of S. betaceum to prevent memory impairment through activation of CREB (the transcription factor) which further enhances the formation of BDNF (the neurotrophic factors), thus increase activation of the glia cells to protect brain cell damage, thus preventing memory impairment due to cigarette smoke exposure.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.