This research analyses the cause of smartphone brand shift in Indonesia during the period of five years in the period 2011-2016 which viewed from the perspective of postmodernism. This study proves that the shift of smartphone brand sales in Indonesia is influenced by the massive onslaught of advertising done by smartphone vendors (smartphone industry capitalist) to the consumer. So these advertisements obscure the reality (functional value) with the formation of symbols of communication that is not real so as to create a simulacra space that makes smartphone users stuck to the value of marks or symbols of smartphone products to simply meet the false social lifestyle. It certainly triggers the emergence of a strong consumerism culture and feared to cause poverty life of the people.

Memahami keinginan konsumen adalah sebuah langkah bagi setiap merek untuk dapat bertahan di tengah persaingan pasar. Perkembangan produk di tengah era disrupsi teknologi yang cepat akibat pandemi menekankan adanya customer understanding. Hal tersebut menuntut adanya pemahaman konsep tersebut dalam melakukan inovasi untuk terus melihat, mendengar, dan merasakan emosi dari konsumen. Inovasi tersebut diharapkan menjadi pendorong dunia usaha yang terus menciptakan inovasi demi memberikan produk dan layanan yang terbaik bagi konsumen. Rekognisi diharapkan dapat mendorong merek untuk selalu relevan dengan adanya perubahan yang ada. Pelatihan ini berfokus pada model pelatihan rekognisi dan improvement merek. Metode pelaksanaan dalam pelatihan ini adalah pelatihan online dengan menggunakan aplikasi zoom. Melalui pelatihan tersebut diperoleh pengetahuan bahwa telah muncul beragam tantangan baru dalam melakukan transaksi secara digital. Dengan adanya tantangan baru (disrupsi teknologi) maka diperlukan pemanfaatan media sosial sebagai alat promosi yang efektif.