No abstract

No abstract

Background There is a role for the immune system in improving the outcome of peritonitis cases in children. Transfer factors are one immunomodulatory treatment that can increase the activity of natural killer (NK) cells to produce interferon-gamma (IFN-γ), which is thought to increase the phagocytic activity of macrophages. This study analyzed the effects of transfer factors on the phagocytic activity of macrophages in the intraperitoneal fluid of a Wistar rat model of peritonitis. Methods This experimental study had a post-test-only control group design and was carried out at the Laboratory of Pharmacology and Microbiology of Padjadjaran University, Bandung, Indonesia. It analyzed the effect of transfer factors on the phagocytic activity of macrophages in the intraperitoneal fluid of Wistar rats experiencing peritonitis after being injected with Escherichia coli . An unpaired comparative t -test was performed using the SPSS program to analyze the difference between transfer factor administration and macrophage phagocytic activity levels. Results There was a statistically significant difference between the phagocytosis index values of macrophages in samples treated with transfer factors and those that were untreated (p = 0.005). Conclusions Transfer factors increased the phagocytic activity of macrophages in a Wistar rat model of peritonitis. This suggests that transfer factors could have a role as an immunomodulatory treatment for peritonitis.

Latar belakang : Karsinoma Sel Basal atau Basal Cell Carcinoma (BCC) merupakan keganasan kulit yang paling sering pada manusia. Keganasan ini menyumbang sekitar 75% dari semua kanker kulit non melanoma (NMSCs). Terdapat sekitar satu juta kasus baru terdiagnosis setiap tahun dengan lebih dari 10.000 kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasis kasus karsinoma sel basal di Makassar. Methode : Penelitian bersifat deskriptif retrospektif dengan mengevaluasi kasus karsinoma sel basal dari Januari 2017 sampai Desember 2019. Data diperoleh dari rekam medis pasien di RS Wahidin sudirohusodo, Universitas Hasanuddin dan Ibnu Sina, Makassar. Digunakan metode total sampling. Data kemudian dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Hasil : Dari 49 kasus karsinoma sel basal (BCC) mayoritas terjadi pada perempuan (67,3%). Rata-rata usia pasien adalah 60 tahun. Insiden terbanyak pada kelompok usia 41 - 60 tahun (51%). Predileksi tersering di daerah nasal (30,6%) dan tipe histopatologi terbanyak adalah tipe nodular (53,1%) dan yang paling sedikit adalah tipe morpheaform (2,4%). Mayoritas pasien menjalani bedah eksisi (85,7%). Kasus metastasis jarang terjadi, hanya diamati pada lima kasus. Dua kasus (4,1%) bermetastasis ke paru dan satu kasus (2%) bermetastasi ke hepar. Kebanyakan kasus karsinoma sel basal tidak rekuren (81,6%). Kesimpulan : Predileksi karsinoma sel basal tersering adalah di daerah nasal dengan tipe histopatologi terbanyak adalah tipe nodular. Mayoritas pasien menjalani bedah eksisi. Kasus metastasis jarang terjadi dan kebanyakan kasus karsinoma sel basal tidak rekuren.