Desa Warnasari merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.Penduduk Desa Warnasari pada umumnya, dikenal dalam komoditi sayur mayur dan peternak Sapi Perah, juga memproduksi teh hijau/merah merupakan produksi andalan dari daerah ini bahkan sudah terkenal sejak jaman penjajahan belanda.Berdasarkan analisis kondisi eksisting yang terdapat di Desa Warnasari dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi yang berkaitan dengan minat dalam menumbuhkan kewirausahaan yakni, Adanya permasalahan yang berkaitan dengan wirausaha, Adanya permasalahan yang berkaitan dengan motivasi untuk menumbuhkan minat berwirausaha, berkaitan dengan tidak berkembangnya wirausaha, berkaitan dengan pemanfaatan dan pengembangan potensi diri dan potensi Sumber Daya Alam yang dimiliki (hasil bumi/perkebunan, perikanan,  peternakan).Pelaksanaannya, menggunakan Metode Ceramah, dimana dalam metode ini seluruh peserta dikumpulkan dalam satu ruangan, selanjutnya peserta menerima materi, kemudian peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kewirausahaan, motivasi atau menumbuhkan minat berwirausaha serta strategi sukses berwirausaha.Dalam hal motivasi dan strategi sukses berwirausaha, yakni kemampuan untuk berbuat sesuatu, mempunyai semangat, sikap, dan kemampuan dalam menangani usaha dan kegiatan yang mengarah kepada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efesiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik atau keuntungan yang lebih besar.

Abstrak: Penelitian ini membahas mengenai implementasi atas insentif yang diberikan oleh pemerintah kepada wajib pajak yang masuk kedalam Klasifikasi Lapangan Usaha yang diberikan keringanan membayar angsuran pajak PPh pasal 25 selama masa pandemi COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah CV RM termasuk kedalam Klasifikasi Lapangan Usaha yang diberikan insentif oleh pemerintah serta bagaimana penghitungan angsuran pajak PPh pasal 25 selama masa pandemic. Dari hasil penelitian  dapat disimpulkan bahwa CV RM adalah salah satu perusahaan yang masuk kedalam Klasifikasi Lapangan Usaha yang berhak mendapatkan insentif pajak angsuran PPh pasal 25 tersebut, selain itu dapat disimpulkan pula bahwa perusahaan telah  melakukan penghitungan besaran angsuran pajak PPh pasal 25 selama masa pandemic COVID-19 sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44 tahun 2020.

This research is about the use of incentives provided by the government during the Covid-19 pandemic to companies that are included in the Classification of Business Fields to get relief from PPh article 21 borne by the government (DTP). The purpose of this study is to find out whether PT HSK is included in the Classification of Business Fields as stipulated and how to calculate PPh article 21 during the pandemic period, as well as reporting. From the results of the study, it can be concluded that the company is one that is included in the Classification of Business Fields and is entitled to the Income Tax Article 21DTP tax incentive, besides that it can also be concluded that the company has carried out calculations, reporting SPT Period PPh Article 21 and Realization Reports during the Covid-19 pandemic in accordance with Minister of Finance Regulation Number 23 of 2020 for the period April to June 2020 and Minister of Finance Regulation Number 86 of 2020 for the period until December 2020.

The problems faced by PKM Partners are on a number of factors that are difficult to be resolved by Partners, namely relating to production equipment that is worn, does not have a production permit, does not have a brand, has not been tested for product nutrition, has not been packaged with attractive performance. Therefore this activity aims to provide assistance so that the micro-businesses occupied by Partners can be further increased in the number and quality of products they produce. Service activities are carried out in the form of facilitation of production equipment, facilitation of product nutrition testing, financial management training and facilitation of product brand design. The results of the activity can be described that currently Partners: 1. already has the following new equipment Spinner to squeeze oil from freshly fried potato chips, 2. The oil content in the product has been reduced enough to be safe for consumption, 3. The nutritional content of the product is already known because it has been tested in the TP Lab the nutritional content contained in potato chips, 4. Already able to understand about the character of a superior entrepreneur and and will try to become a formidable business actor at the micro business level, 5. Partners are helped to design product brands, namely "Kripang"