Saat ini media yang digunakan dalam pembelajaran bangun ruang hanya berupa papan tulis ataupun buku cetak sehingga sisi bagian dalam dan belakang dari bagian tersebut tidak terlihat. Biasanya guru menggunakan alat peraga untuk memvisualisasikan bagun ruang tersebut, namun siswa harus bergantian untuk bisa melihat secara dekat bangun ruang tersebut, karena tidak memungkinkan tiap siswa mendapat semua jenis alat peraga dengan banyaknya jenis bangun ruang.Untuk memenuhi tuntutan tersebut dibutuhkan aplikasi yang dapat menampilkan bentuk bangun ruang 3 dimensi agar siswa dapat memahami bentuk dari masing-masing bangun ruang. Aplikasi Bangun Ruang berbasis augmented reality adalah aplikasi multimedia yang menggabungkan data grafis bentuk bangun ruang 3 dimensi dengan media buku. Penelitian ini akan mengimplementasikan metode marker based tracking pada aplikasi pembalajaran bangun ruang berbasis augmented reality. Dengan adanya perpaduan teknologi modern yaitu visualisasi 3D dalam hal ini penulis menggunakan Augmented Reality, maka bangun ruang yang akan diajarkan guru kepada siswa akan terasa lebih menarik dan membuat siswa dapat memahami bentuk dan rumus-rumus dari bangun ruang tersebut.

Siswa SMP merasa kesulitan dalam memahami materi bangun ruang, karena tanpa alat peraga mereka hanya mampu membayangkan saja atau mengimajinasikan sendiri objek bangun ruang tersebut. Karena itu dibutuhkan aplikasi yang dapat menampilkan bentuk bangun ruang 3 dimensi agar siswa dapat memahami bentuk dari masing -masing bangun ruang. Pembelajaran bangun ruang berbasis augmented reality dengan metode marker augmented reality adalah aplikasi multimedia yang menggabungkan data grafis bentuk bangun ruang 3 dimensi dengan media buku. Menampilkan bangun ruang seperti kubus, balok, prisma, limas, tabung, kerucut, dan bola, beserta elemen -elemen dan rumus-rumus yang berlaku pada bangun ruang tersebut. Dengan metode marker augmented reality yang mengidentifikasi pola dari marker untuk menampilkan objek virtual kedunia nyata. Dengan menggunakan tahapan pengembangan multimedia yaitu concept, design, material collecting, assembly, testing, dandistribution agar dalam membangun pembelajaran bangun ruang berbasis augmented reality dengan terstruktur. Aplikasi ini dapat menjadi salah satu media pembelajaran alternatif materi bangun ruang untuk tingkat SMP.

Sebagai salah satu perguruan tinggi komputer terbaik di Kalimantan Timur, STMIK Widya Cipta Dharma (STMIK WICIDA) selalu melakukan berbagai pengembangan dalam proses belajar mengajar. Salah satu inovasi yang dirintis adalah penerapan konsep Blended Learning (pembelajaran terpadu) yaitu proses pembelajaran yang menggabungkan pemanfaatan e-learning dan pembelajaran tatap muka konvensional. Sehingga  proses belajar mengajar tidak hanya terjadi secara nyata di kelas, tapi juga di ruang kelas virtual tempat dosen dan mahasiswa terpisah secara fisik. Untuk mendukung hal tersebut, STMIK WICIDA berupaya membangun Learning Management System (LMS) yang dapat diakses oleh mahasiswa dan dosen. Mahasiswa dapat mengakses sumber belajar dan evaluasi pembelajaran online seperti forum, kuis, tugas, dan materi ajar. Sedangkan dosen dapat melakukan pengelolaan kelas, sumber belajar, dan melihat laporan perkembangan pembelajaran mahasiswa. Paper ini bertujuan untuk memberikan solusi perancangan Learning Management System menggunakan pendekatan object oriented design yang dapat mendukung proses pembelajaran terpadu tersebut. Sistem yang diusulkan ini adalah model object oriented design learning management system yang dirancang untuk mendukung pembelajaran tatap muka konvensional

The research entitled " The Comparison Of Tracking Methods Using QR Code Marker And Texture Marker On Augmented Reality Application" aims to build augmented reality-based learning applications, implement tracking methods and then compare QR code markers with texture markers to determine which markers are better in augmented reality. This application displays 3-dimensional virtual objects by utilizing augmented reality technology with the help of the vuforia library, unity 3D software, and blender. Comparison of tracking methods using QR code markers and texture markers based on factors that affect the success of the application in detecting markers/detection objects. These factors are detection angle, detection distance and light intensity. Based on the results of testing on augmented reality applications with tracking methods using QR code markers and texture markers, it is known that QR Code markers can better display 3-dimensional virtual objects based on detection distance and detection angle.

Angklung is a musical instrument consisting of several bamboo pipes arranged vertically and tied with string or rattan, so that when it is hit or shaken it produces a different sound depending on the size and thickness of the bamboo pipe. The vibrations given will cause the resulting sound resonance. The position of the handrails and how to shake are good learning parameters for beginners in operating the angklung. Knowing the number of vibrations or beats on the angklung can provide harmonization and resonance to be played together. These conditions require measurement and observation methods with the beat density of the angklung to form synchronization and harmonization. Piezoelectric sensors and Arduino are used to read the resulting vibrations. Under the conditions of the resulting vibration will cause noise. In the process of removing noise or interference, it is carried out using the Kalman Filter algorithm.  The Kalman Filter algorithm is one that is widely used for noise filtering and for estimating the state of the system. The average obtained for knocks without using Kalman Filter is 9.3 beats and for those using Kalman Filter is 7.8 for a target of 5 beats. While the results of the 20-beat target condition produce an average for sensors without Kalman Filter producing an average number of beats of 25.3 and those using Kalaman Filter produce an average value of 23.3 beats.