This paper disscusses about using Arabic dictionary as one of Arabic learning source forms. Dictionary as students source to find information related to Arabic-Indonesian vocabulary or Indonesian-Arabic and giving Arabic vocabulary learning experiences. Arabic dictionary from its type divided into printed dictionary and digital dictionary. There are two ways using Arabic printed dictionary : searching word as alphabetics form of beginning letter of root word with neurology and articulation form of beginning letter of pronunciation. Generally, using printed dictionary through word searching as alphabetics is beginning letter form of root word. Meanwhile,using digital dictionary as articulation is beginning letter of pronunciation. Therefore,using online dictionary and software considered to be easily,effective and efficient without mastering neurology first.
This paper discusses a tawheed concept of buginese people in the ancient manuscript, Lontara Attorioloang ri Wajo and focuses on the concept of al-uluhiyah and ar-rububiyah of Buginese people according to the manuscript. This work is based on research on manuscript through philology approach since Lontara Attorioloang ri Wajo is a handwriting manuscript written without punctuation (comma or full stop) and space. The concept of tawheed al-uluhiyah of buginese people in Lontara Attorioloang ri Wajo manuscript is shown in the form of testimony of the presence of Dewata Seuwwae or God the one; He begets not, nor was He begotten. The belief of the oneness of god is embodied in self-surrender and full obedience by performing worship qhairu mahda but not ibadah mahdah. This confession can be seen in 18 dialogues between Arung Matoa and an Arung from another place. The concept of tawheed ar-rububiyah in the manuscript is shown in the form of a belief that Dewata Seuwwae or the one God is a lord of the worlds; He determines all creatures’ destiny and prosperity. Further, the Buginese people’s belief in the oneness of God is shown by the agreement they have made, and Arung Matoa Toudamang’s message about how to behave toward god, other person, and nature. There are 8 dialogues in the form of agreement and pappaseng.
Dakwah merupakan suatu bentuk komunikasi keagamaan yang tujuan utamanya adalah amar ma’ruf dan nahi munkar dengan objek dakwah, mad’u, baik berupa individu maupun kelompok. Da’i sebagai pelaku dakwah dituntut untuk menguasai materi dakwah yang akan disampaikan kepada mad’unya, yang mana mencakup masalah aqidah, syariah, muamalah, dan akhlaq. Adapun yang menjadi sumber dari materi dakwah yaitu Alquran dan hadis yang merupakan sumber ajaran dan sumber hukum Islam yang tertinggi. Eksistensi bahasa Arab dalam dakwah menjadi begitu penting karena kedua sumber materi dakwah tersebut menggunakan bahasa Arab, sehingga bahasa Arab menjadi kunci pembuka bagi ilmu pengetahuan keislaman. Untuk mengkaji dan mendalaminya dibutuhkan pula penguasaan terhadap berbagai cabang ilmu seperti Ilmu Tafsir, Ilmu Nahwu, Ilmu Bayan, Ushul Fiqih, dll., yang tidak jauh dari bahasa Arab. Selain itu, buku-buku literatur asli yang merupakan hasil pemikiran, penafsiran, syarahan terhadap Alqur’an dan hadis oleh para ulama-ulama masa lalu tertulis dalam bahasa Arab yang kesemuanya itu merupakan bagian dari sumber materi dakwah yang harusnya diketahui oleh para da’i. Semua itu bertujuan agar dalam penyampaian materi dakwah yang bersumber dari Alquran maupun hadis sesuai dengan syariat Islam dan menjauhkan dari kesalahpahaman pemahaman yang diterima si mad’u dalam menerima pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang da’i.
Halaqah Da'wah is one of the models of da'wah delivery that is widely used in the spread of Islamic teaching in Indonesia. Central Board of Pesantren As'adiyah in Sengkang becames one of the Islamic education institutions which was born from a halaqah study conducted by Anregurutta Fungngaji Sade, the founder of As'adiyah, to meet the needs of the Bugis Wajo community for Islamic preaching at that time. At present, the Pesantren As'adiyah has developed into one of the largest pesantren in South Sulawesi. However, it is still carrying out halaqah as one of the characteristics of its independence. Halaqah is carried out every day after shalat magrib and subuh done, except Thursday night and Friday morning, in six different locations. Materials included are fiqh, hadith, aqeedah, akhlak, tasawuf and tafsir conveyed by the method of guidance, qira'ah tarjamah, lectures, and role models. There are two forms of dakwah halaqah As'adiyah in Sengkang, namely: 1) Mappesantreng that is coming directly to halaqah activities which are filled by Anregurutta/gurutta; 2) Halaqah da'wah through radio, which is to follow Islamic da'wah delivered by Anregurutta/gurutta through Radio Suara As'adiyah broadcasts. (Dakwah halaqah merupakan salah satu model penyampaian dakwah yang banyak digunakan dalam penyebaran dakwah Islam di Indonesia, sejak proses masuknya Islam, penyebaran hingga berkembangnya Islam. Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam yang lahir dari sebuah pengajian halaqah yang dilaksanakan oleh anregurutta Fungngaji Sade, pendiri Pondok Pesantren As’adiyah, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Bugis Wajo terhadap dakwah islamiah saat itu. Saat ini, Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang telah berkembang menjadi salah satu pondok pesantren terbesar di Sulawesi Selatan. Namun demikian, tetap melaksanakan halaqah sebagai salah satu ciri kepesantrenannya. Halaqah dilaksanakan setiap hari setelah selesai salat magrib dan subuh, kecuali kamis malam dan jumat subuh, di enam lokasi yang berbeda. Materi meliputi, fikih, hadis, aqidah, akhlak tasawuf, dan tafsir yang disampaikan dengan metode tuntunan, qira’ah tarjamah, ceramah, dan suri teladan. Model dakwah halaqah Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang terdapat dua bentuk yaitu: 1) mappesantreng, yaitu datang langsung mengikuti kegiatan halaqah yang diisi langsung oleh anregurutta/gurutta; 2) dakwah halaqah melalui radio, yaitu mengikuti dakwah islamiah yang disampaikan oleh anregurutta/gurutta melalui siaran Radio Suara As’adiyah). Keywords: As’adiyah, dakwah halaqah, pesantren.
Tulisan ini menggunakan desain penelitian library research. Data dalam penelitian ini adalah majrurat al-asma dalam Al-Qur'an surat Al-Kahfi. Sumber data dalam penelitian ini adalah Al-Qur'an surat Al-Kahfi. Hasil penelitian ini adalah 1. Majrurat al-asma yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi berjumlah 492 data yang terdiri dari: Isim dibaca jar karena terinjuksi huruf jar 249 yaitu: 63 huruf jar min, 9 huruf jar ilaa, 12 huruf jar ‘an, 30 huruf jar ’alaa, 31 huruf jar fii, 40 huruf jar ba’, 6 huruf kaaf, dan 58 huruf jar laam. Isim dibaca jar karena berpola idhafah 220 data, dan tawabi 23 data. 2. Tanda-tanda i’rab jar dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi meliputi: kasrah 179 data yang terdiri dari isim mufrad 157 data, regular plural (jama’ taksir) 13 data dan 9 feminin regular plural (jama’ muannas salim). Ya, berjumlah 19 data, dan fathah, berjumlah 6 data. Adapun bentuk mabni berupa isim dhamir sebanyak 258 data, isim isyarah 9 data, isim maushul sebanyak 15 data, bentuk masdar muawwal 2 data, dan dzarf mabni 4 data.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.