Seiring bertambahnya populasi perkotaan, timbul isu ketidakkesetaraan kesempatan berpartisipasi dan mendapatkan keuntungan dari perkembangan kota, yang menyebabkan kota tersegregasi berdasarkan status sosial ekonom masyarakat. Fenomena ini mendorong Henri Lefebvre, mengungkapkan konsep “right to the city”, dimana seluruh masyarakat pada dasarnya berhak atas ruang kota. Bogota, adalah salah satu kota yang dianggap sukses memperjuangkan right to the city lewat gerakan “Bogota Change”. Dalam gerakan ini, terdapat sebuah rencana besar Plan Centro, dimana pemerintah berupaya memperbaiki kondisi pusat kota yang terdegradasi dengan membangun ruang publik. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana Bogota memperjuangkan right to the city melalui tiga proyek ruang publik yang merupakan bagian dari Plan Centro, yakni Jimenez Quesada Avenue, Taman Tercer Milenio, dan Plaza San Victorino. Ketiga ruang publik tersebut berdampak besar dalam perwujudan kesetaraan sosio-spasial di Kota Bogota melalui upaya pencapaian 6 dari 22 Norma Hak Asasi Manusia terkait Hak Spasial. Pada hasil temuan, terlihat berbagai strategi seperti peningkatan pengawasan, menciptakan ruang hijau, penyediaan transportasi umum dan fasilitas rekreasi, serta menyediakan ruang untuk pembangunan ekonomi sebagai pemenuhan terhadap normanorma hak asasi manusia atas ruang. Hasil temuan ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam merancang kota dalam menjunjung hak spasial bagi rakyat.
Seiring bertambahnya populasi perkotaan, timbul isu ketidakkesetaraan kesempatan berpartisipasi dan mendapatkan keuntungan dari perkembangan kota, yang menyebabkan kota tersegregasi berdasarkan status sosial ekonom masyarakati. Fenomena ini mendorong Henri Lefebvre, mengungkapkan konsep “right to the city”, dimana seluruh masyarakat pada dasarnya berhak atas ruang kota. Bogota, adalah salah satu kota yang dianggap sukses memperjuangkan right to the city lewat gerakan “Bogota Change”. Dalam gerakan ini, terdapat sebuah rencana besar Plan Centro, dimana pemerintah berupaya memperbaiki kondisi pusat kota yang terdegradasi dengan membangun ruang publik. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana Bogota memperjuangkan right to the city melalui tiga proyek ruang publik yang merupakan bagian dari Plan Centro, yakni Jimenez Quesada Avenue, Taman Tercer Milenio, dan Plaza San Victorino. Ketiga ruang publik tersebut berdampak besar dalam perwujudan kesetaraan sosio-spasial di Kota Bogota melalui upaya pencapaian 6 dari 22 Norma Hak Asasi Manusia terkait Hak Spasial. Pada hasil temuan, terlihat berbagai strategi seperti peningkatan pengawasan, menciptakan ruang hijau, penyediaan transportasi umum dan fasilitas rekreasi, serta menyediakan ruang untuk pembangunan ekonomi sebagai pemenuhan terhadap norma-norma hak asasi manusia atas ruang. Hasil temuan ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam merancang kota dalam menjunjung hak spasial bagi rakyat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.