Mie merupakan produk pangan yang terbuat dari tepung terigu dan  disukai masyarakat serta telah menjadi salah satu pangan alternatif pengganti nasi di Indonesia. Porang merupakan  tanaman lokal Indonesia yang kaya akan  pati dan karbohidrat sehingga dapat dijadikan bahan baku pangan pokok sebagai tepung yang dapat dikembangkan sebagai bahan baku substitusi tepung terigu, dan dapat digunakan sebagai bahan dasar mie. Sementara itu  karagenan merupakan senyawa hidrokoloid yang diekstraksi dari rumput laut merah jenis Eucheuma cottonii yang  berperan penting sebagai stabilisator (pengatur keseimbangan), bahan pengental, pembentuk gel, pengemulsi dan lainnya sehingga karagenan yang ditambahkan kedalam produk mi akan meghasilkan produk yang lebih lentur dan tidak mudah patah. Perlakuan yang dilakukan yaitu kombinasi antara tepung porang dan tepung karagenan dengan perbandingan P1K1 : 60% : 2% : 38% (tepung terigu: karagenan:tepung porang), P2K2 : 60% : 4%: 36% (tepung terigu : karagenan: tepung porang), P3K3 : 60% : 6% : 34% (tepung terigu : karagenan: tepung porang), P4K4 : 60% : 8%: 32% (tepung porang : tepung karagenan: tepung terigu). Hasil penelitian menunjukan bahwa  perlakuan P4K4  lebih disukai panelis untuk parameter tektur,aroma dan rasa. Sedamgkan untuk para,meter warna, panelis cenderung memberikan penilaian yang sama untuk semua perlakuan.Kata Kunci : Mie, Subsitusi, Porang, Karagenan, Pengenyal alami
Keunggulan tepung porang (Amorphophallus konjac) adalah memiliki kandungan serat tinggi, terutama pembubaran serat. Selain itu, tepung ini memiliki kemampuan menyerap air dan bisa membentuk gel yang bisa meningkatkan kelenturan pada mie basah. Rumusan masalahnya adalah bagaimana jika tepung porang digunakan sebagai ramuan dalam pembuatan mie basah, apakah mie basah yang terbuat dari tepung porang lebih disukai oleh konsumen? Penggantian tepung porang ternyata memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kandungan air, protein, lemak, karbohidrat dan abu mie basah. Mie dengan lebih banyak tepung porang tersubstitusi, maka kadar air, kadar lemak dan kadar abu meningkat, sementara kadar protein dan karbohidrat menurun. Hasil uji organoleptik yang menggambarkan tingkat preferensi konsumen terhadap mie basah yang dimasak yang dihasilkan, menunjukkan bahwa tepung substitusi porang sampai 15% tekstur dan warna lebih disukai oleh konsumen. Untuk penyedap, substitusi tepung porang 10% masih disukai konsumen dengan frekuensi 40%, sedangkan tepung substitusi porang di atas 10% hanya beberapa negara bagian seperti aroma mie basah yang dihasilkan.Kata kunci: Tingkat kesukaan, mie basah, tepung porang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap bakso udang yang disubstitusi tepung talas dengan komposisi tepung : P1T1 (tapioka 40 gram dan talas 10 gram, P2T2 (tapioka 30 gram dan talas 20 gram), P3T3 (tapioka 20 gram dan talas 30 gram), P4T4 (tapioka 10 gram dan talas 40 gram) dan K (kontrol tepung tapioka 50 gram). Bakso udang diuji cobakan pada 30 orang panelis menggunakan uji organoleptik yang meliputi: tekstur, warna, aroma dan rasa dengan mengunakan 5 skala (sangat suka, suka, agak suka, tidak suka, sangat tidak suka). Hasil penelitian menunjukkan pada kategori tekstur, perlakuan kontrol dan P1T1 disukai oleh sebagian besar panelis (46,7%), semakin banyak substitusi tepung talas semakin sedikit panelis yang menyukai tekstur bakso udang. Pada kategori warna perlakuan Kontrol, P1T1 dan P2T2 disukai oleh 30%–33,3% panelis, semakin banyak substitusi tepung talas semakin sedikit panelis yang menyukai warna bakso udang. Untuk kategori Aroma sebagian besar panelis menyukai perlakuan P2T2 (36,7%), sedangkan untuk perlakuan lain kesukaan panelis terhadap aroma tidak jauh berbeda (23,3%-26,7%) Jumlah panelis yang menyukai rasa bakso udang dengan substitusi tepung talas tidak berbeda jauh pada semua perlakuan, yaitu berkisar 30%.
The aim of this research was to evaluate a proximate test (protein, fat, water content and carbohydrate) shredded banana corm with tempeh flour and lechitin fortification. This research is an experimental study using a completely randomized design factorial pattern. The first treatment was: Tempe soybean flour (T) with a level of T1 (5%), T2 (10%) and T3 (15%). The second treatment was lecithin (L) with levels of L1 (3%), L2 (5%) and L3 (7%) so that 9 treatment combinations were obtained. The collected data were analyzed with a 2-way classification variance test (analysis of variance). If there is a difference between treatments followed by LSD test. Proximate test results on the protein content of shredded banana corm showed that the addition of tempeh flour (T) had a very significant effect on protein content (P <0.01), while the addition of lecithin (L) was not significant (P> 0.05) both tempeh flour and lechitin did not significant on fat content and water content (P> 0.05). Tempeh flour (T) has a very significant effect on carbohydrate content (P <0.01), while the addition of lecithin (L) is not significant (P> 0.05). Keywords: banana corn, shredded, tempeh flour, lecithin, proximate test
Kulit ari kedelai mengandung serat cukup tinggi, sedangkan bit memiliki komposisi kandungan zat gizi yang cukup lengkap. Penelitian ini mengkaji tingkat kesukaan konsumen terhadap roti tawar yang diberi penambahan tepung kulit ari kedelai (K) dan sari bit (B). Diharapkan penambahan tepung kulit ari kedelai dan sari bit dapat meningkatkan nilai gizi roti tawar dan disukai konsumen. Dosis tepung kulit ari kedelai yang digunakan, K1 5%, K2 10%, K3 15% dan sari bit B1 75 ml, B2 150 ml. Roti tawar diuji cobakan pada 20 orang panelis meliputi: tekstur, warna, aroma dan rasa dengan mengunakan lima skala (sangat suka, suka, agak suka, tidak suka, sangat tidak suka). Hasil penelitian menunjukkan untuk tekstur K2B2 merupakan perlakuan yang disukai oleh sebagian besar panelis, untuk warna perlakuan K1B2 dan K3B2, untuk aroma perlakuan K1B1 dan K2B1 dan untuk rasa perlakuan K1B1 yang disukai oleh sebagian besar panelis.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.