Efforts to catch fish in large quantities require time and a large number of fishing gears as well as increasing fishing intensity. FADs is one method of fishing which aims to collect fish in a catchable area so that fishing can be done effectively and efficiently. This study aimed to analyze the FADs business run by Farmers and Fishermen Group Malos III in East Malalayang I, Manado City; to know the profit-sharing system and depositing dues or fees on group cash. This research was done with descriptive method which is based on case studies. The research results showed that investment cost is Rp.38.933.000; fixed cost is Rp. 19.999.500; variable cost is Rp. 142.250.000; and total cost is Rp. 162. 249.500. Average production value is Rp. 122.857.616; absolute profit is Rp. 177.720 083. benefit cost ratio average is 7.59; break even point average is Rp. 3.769.891; profitability average is 14.69% and average payback period is 0.07 years (1 month). Results of the analysis indicated that the business FADs on KTN Malos III in East Malalayang I Manado was very profitable. Revenue sharing system was 70% for the owner of fishing gear (small purse seine) and 30% for the owners of FADs on each fishing operations. Keywords: FADs, KTN Malos III, break even point, revenue sharing system. ABSTRAK Upaya menangkap ikan dalam jumlah besar memerlukan waktu dan jumlah alat tangkap yang lebih besar serta peningkatan intensitas pengoperasiannya. Rumpon merupakan salah satu metode dalam penangkapan ikan yang bertujuan untuk mengumpulkan ikan dalam satu area penangkapan agar penangkapan ikan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis usaha rumpon dari Kelompok Tani Nelayan Malos III Malalayang I Timur, Kota Manado; untuk mengetahui system bagi hasil dan penyetoran iuran atau fee pada kas kelompok. Penelitian ini dikerjakan degan metode deskritif didasarkan pada studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya investasi sebesar Rp.38.933.000; biaya tetap Rp. 19.999.500; biaya tidak tetap Rp. 142.250.000; biaya total Rp. 162.249.500. Nilai produksi rata-rata Rp. 122.857.616; keuntungan absolut Rp. 177.720.083; benefit cost ratio rata-rata 7,59; break even point rata-rata Rp. 3.769.891; rentabilitas rata-rata14,69 % dan jangka waktu pengembalian rata-rata 0,07 tahun (1 bulan). Hasil analisis menyatakan usaha rumpon pada KTN Malos III Kelurahan Malalayang I Timur Manado sangat menguntungkan. Sistem bagi hasil yang berlaku adalah 70 % untuk pemilik alat tangkap (soma pajeko) dan 30 % untuk pemilik rumpon pada setiap kali operasi penangkapan. Kata-kata kunci: rumpon, KTN Malos III, break even point, sistem bagi hasil
Perawatan adalah gabungan dari kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menjaga atau mengembalikan suatu peralatan menjadi seperti sediakala pada kondisi yang baik untuk dapat dipergunakan kembali. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan Februari 2015 di Bengkel Latih Kapal Perikanan milik Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan sampel kapal sebanyak 10 kapal ikan yang melaksanakan perbaikan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung, dan metode wawancara. Jumlah kapal yang melakukan perbaikan di bengkel: kerusakan ringan 4 unit kapal (40 %), kerusakan sedang 3 unit kapal (30 %), dan kerusakan berat 3 unit kapal (30 %). Lama perbaikan berdasarkan jenis kerusakan kapal adalah kerusakan ringan rata-rata 6 hari, kerusakan sedang rata-rata 9 hari, dan kerusakan berat rata-rata 45 hari. Kata-kata kunci: kerusakan, perbaikan, bengkel perikanan, Politeknik KP Bitung.
Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia WPP-571 sesuai Permen KP mencakup perairan Laut Andaman dan Selat Malaka. Perairan Selat Malaka merupakan perairan yang berbatasan langsung dengan batas wilayah maritim negara tetangga yaitu Malaysia. Perairan ini sebagai wilayah perairan yang cukup potensial sangat memungkinkan terjadinya praktek penangkapan ikan secara tidak sah. Dalam hal kegiatan pengawasan kapal perikanan yang ada WPP- 571, kepatuhan nelayan terhadap kegiatan aktivitas penangkapan ikan masih belum efektif atau masih belum maksimal dan ditambah lagi meningkatnya jumlah kapal perikanan yang beroperasi di WPP- 571. Informasi tentang pelanggaran kapal penangkapan ikan perlu di deskripsikan agar dapat menjadi informasi yang berguna untuk mengevaluasi kegiatan pengawasan kapal perikanan di WPP- 571.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian antara daerah operasi penangkapan ikan dengan izin operasi penangkapan ikan di WPP.menganalisis jenis pelanggaran yang terpantau di WPP-571 dan dan mengetahui partisipasi nelayan di PPS Belawan dalam mengurangi illegal fishing. Penelitian ini akan diawali dengan pengajuan surat hingga pada pengerjaan laporan penelitian. Rencana pengambilan data penelitian ini bertempat di Stasiun PSDKP Belawan dan PPS Belawan di Provinsi Sumatera Utara.
Perikanan pukat cincin sudah cukup lama berkembang di Sulawesi Utara, namun permasalahan ekonomi usaha penangkapan pukat cincin ini masih belum dapat dituntaskan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah usaha perikanan pukat cincin KM. Genesaret yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tumumpa Manado, Untuk memaksimumkan keuntungan maka harus dinaikkan sampai tingkat yang optimum, setiap biaya per satuan produksi harus diperkecil. Cara lain yang bisa dilakukan adalah menekan biaya operasi sekecil mungkin dalam arti bahwa dapat mengatur proses serta pemanfaatan waktu penangkapan yang tepat. Pendapatan bersih KM. Genesaret pada tahun 2012 sebesar Rp. 3.335.946.250, sedangkan pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.581.622.750, dan Pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.275.993.000. Biaya investasi sejumlah Rp. 475.000.000. Dan biaya Tetap sejumlah Rp. 30.666.700 Analisis Revenue Cost Ratio untuk melihat kelayakan usaha, apakah usaha tersebut memberikan keuntungan atau tidak. Dengan membandingkan pendapatan bersih yang sudah diperoleh dengan biaya yang sudah dikeluarkan. usaha pajeko KM. Genesaret dari tahun 2012 – 2014 memperoleh keuntungan, karena nilai Revenue Cost Ratio lebih besar dari satu. Hal ini disebabkan karena pendapatan yang diperoleh pengusaha lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Jadi satu biaya operasi yang dikeluarkan dalam setiap operasi penangkapan menghasilkan 1 hingga 2 kali lipat keuntungan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.