Kota Pare-Pare atau biasa disebut dengan julukan “Pare-Pare Kota Pelabuhan” merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak di pesisir barat Pulau Sulawesi dan 20 persen wilayahnya merupakan daerah pantai. Maka dari itu, kawasan pesisir pantai Kota Pare-Pare merupakan wilayah yang dapat dikembangkan agar dapat menjadi kawasan yang produktif dan efesien. Sebagai upaya dalam meminimalisir kerusakan serta mewujudkan kawasan yang berproyeksi hingga masa depan maka dalam upaya pengembangan waterfront city menerapkan pendekatan arsitektur berkelanjutan pada sistem sirkulasi dan penggunaan material agar dapat mewujudkan kawasan kota tepi pantai dengan sirkulasi yang efesien yang saling terhubung dalam pencapaian dari pusat kota menuju kawasan dan antar fungsi pada kawasan serta pemanfaatan material yang berkelanjutan.
Abstrak_ Masyarakat Indonesia pada abad ke 7 Masehi melakukan perdagangan dengan negeri Islam. Interaksi tersebut berpengaruh pada bentuk arsitektur bangunan masjid yang dibangun. Masjid di Indonesia pada umumnya mengadopsi masjid dari Timur Tengah dan ditambah dengan budaya lokal setempat. Tetapi masyarakat keturunan Cina yang beragama islam membangun masjid Muhammad Cheng Ho dengan arsitektur khas Cina. Selain itu, masjid Muhammad Cheng Ho Makassar memiliki bentuk yang unik dan menarik yang berdiri di tengah tengah muslim Makassar yang secara umum memiliki budaya yang berbeda dengan muslim Cina. Sehingga, keberadaan masjid ini sebagai wujud atau simbol dari toleransi antar etnis dan budaya. Konsep arsitektur pada masjid ini merupakan perpaduan antara Islam-Tiongkok dan keunikannya berada pada ragam hias dari masjid yang memiliki makna serta nilai.Kata kunci: Pembauran; Budaya; Masjid. Abstract_Indonesian society in the 7th century AD traded with the Islamic state. These interactions have an effect on the architectural form of the mosque building that was built. Mosques in Indonesia generally adopt mosques from the Middle East and are incorporated with local culture. But the Chinese descendants of Islam who built the Muhammad Cheng Ho mosque with Chinese architecture. In addition, the Muhammad Cheng Ho Mosque in Makassar has a unique and interesting place that stands in the midst of Makassar Muslims who generally have a different culture with Chinese Muslims. So, the existence of this mosque as a form or symbol of tolerance between ethnicity and culture. The architectural concept in this mosque is a blend of Islam-China and its uniqueness is in the decoration of the mosque which has meaning and value.Keywords : Integration; Culture; Mosque.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.