Extracts of Indonesian medicinal plants, Murraya koenigii, Syzygium polyanthum, and Zingiber purpurea were investigated for their biological activity. The presence of phytochemicals, cytotoxicity, and antimicrobial and antioxidant activities were investigated. Parts of M. koenigii, S. polyanthum, and Z. purpurea were extracted with ethanol. The extracts were evaluated for antimicrobial activity using the disc diffusion method, while antioxidant activity was determined with a 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl radical scavenging assay. Cytotoxicity was investigated using the brine shrimp lethality test, and phytochemical screening was performed using a standard method. M. koenigii leaf extract exhibited the most activity in the test microorganism activity index (AI), 0.38−1.25, when compared with standard drugs. S. polyanthum ripened fruit displayed significant antioxidant activity (90%) in comparison to ascorbic acid (95%). Z. purpurea rhizome extract possessed the highest cytotoxic effect with a LC 50 of 52 μg/mL. Phytochemical analysis revealed that carbohydrate, tannin, alkaloid, steroid, triterpenoid, and flavonoid were present in the extracts of M. koenigii leaves and twigs, S. polyanthum leaves and ripened and unripe fruits, and Z. purpurea rhizome, while saponin was only present in the S. polyanthum ripened fruit extract. Our work revealed that the M. koenigii leaves, S. polyanthum ripened fruit, and Z. purpurea rhizome extracts have potential as sources of new antimicrobial, antioxidant, and cytotoxic compounds, respectively.
Kebutuhan arang aktif di Indonesia semakin meningkat, seiring dengan kemajuan teknologi dan industri di tanah air. Kebutuhan yang meningkat ini harus didukung pula oleh peneliti dan pengusaha yang berkecimpung dibidang arang aktif agar dapat memproduksi arang aktif yang bermutu baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dalam rangka mengembangkan metode pembuatan arang aktif dilaboratorium maka dilakukan penelitian pembuatan arang aktif dengan menggunakan dua metode aktivasi yaitu metode aktivaasi fisika dan metode aktivasi kimia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evektivitas dari metode aktivasi fisika dan kimia pada pembuatan arang aktif tempurung kelapa. Aktivasi fisika dilakukan dengan pembakaran pada suhu 500° C selama 4 jam, sedang aktivasi kimia dilakukan dengan melakukan perendaman menggunakan larutan NaOH 0,2 N selama 18 jam. Pengujian kualitas mengacu pada SNI 06-3730-1995 tentang syarat mutu dan pengujian arang aktif. Hasil Analisis arang aktif metode aktifasi fisika diperoleh rendemen sebesar 86.7%, kadar abu 8,46%, kadar air 6,0%, kadar zat mudah menguap 37,12%, dan daya serap iodium sebesar 555,32mg/g. Metode aktifasi kimia menghasilkan rendemen sebesar 63,7%, kadar abu 0,75%, kadar air 3,6%, kadar zat mudah menguap 35,06%, dan daya serap iodium sebesar 317,25mg/g.
Kulit buah jengkol merupakan limbah yang biasanya berada di tempat-tempat seperti pasar tradisional yang sampai saat ini belum ada pemanfaatannya secara khusus. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui manfaat dan kandungan-kandungan dari limbah kulit buah jengkol tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidan pada kulit buah jengkol (Pithecellobium jiringga). Kulit jengkol diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol pada suhu kamar, kemudian dilakukan pemekatan ekstrak menggunakan vacuum rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kasar. Analisis fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi golongan senyawa metabolit sekunder yang meliputi flavonoid, alkaloid, tanin, saponin triterpenoid dan steroid. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan dilakukan dengan variasi konsentrasi 3.12; 6.25; 12.5; 25; 50 ppm untuk menghitung nilai IC50 yaitu konsentrasi contoh uji yang mampu menghambat 50% radikal bebas dimana DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) digunakan sebagai radikal bebas. Hasil penelitian menunjukkan kulit buah jengkol memiliki kandungan fitokimia yaitu saponin, flavonoid, tanin, triterpenoid, alkaloid dan memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong kategori kuat dengan nilai IC50 29.24 ppm. Sebagai kontrol positif digunakan Ascorbic Acid dengan nilai IC50 2.8 ppm.
Melaleuca cajuputi merupakan salah satu tumbuhan penghasil minyak atsiri. Sejak jaman dahulu minyak kayu putih digunakan sebagai obat tradisional, karena baunya yang khas minyak kayu putih digunakan juga sebagai bahan pembuat aroma terapi untuk relaksasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rendemen dan kualitas minyak kayu putih berdasarkan perbedaan suhu penyulingan. Penyulingan menggunakan alat berupa ketel dengan menggunakan metode penyulingan uap dan air dengan menggunakan perbedaan suhu yaitu 150°C dan 200°C. Selanjutnya dilakukan penghitungan rendemen dan pengujian kualitas yang meliputi Spesific Gravity, indeks bias, dan analisis kandungan senyawa kimia menggunakan GC-MS. Hasil penelitian menggunakan suhu penyulingan 150°C diperoleh rendemen sebesar 1.99%, spesific grafity 0.9038, indeks bias 1.464,dan analisis GC-MS untuk senyawa aktif 1.8 cineol memiliki 54.56% area. Sedangkan penyulingan pada suhu 200°C memperoleh rendemen sebesar 1.68%, spesific grafity 0.9088, indeks bias 1.465, dan senyawa aktif 1.8 Sineol sebesar 53.67 % area.
The bioactivity of some species of rattan fruit has been previously studied and it was found that it has potential antioxidant agents. This study was conducted to determine the antioxidant content in three species of edible rattan fruit, namely Calamus manan Miq., Calamus ornatus Bl. and Calamus caesius Bl by using the DPPH method, whereby the test was carried out on the pericarp, flesh, and seeds of each fruit. The research findings revealed that phytochemical compounds, i.e. flavonoids, tannins, and triterpenoids are found almost in all parts of the fruit, while steroid is not found in any of the three species of the fruit. The antioxidant activity found in the fruit of C. caesius Bl is strong, meanwhile the antioxidant activity in the fruit of C. manan Miq only strong in its pericarp and seeds, but it is moderate in its flesh. The antioxidant activity found in the fruit of C. ornatus Bl. is strong in its pericarp and seeds, but it is moderate in its flesh. Therefore, these three species of rattan fruit are potential as antioxidant agents.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.