Housing is a basic human need that must be obtained, in addition to the need for food and clothing. As the growing population and the number of household increases, it will lead to an in- PENDAHULUANRumah atau tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi, selain kebutuhan akan pangan dan sandang. Seiring dengan perkembangan jaman, berkembang pula jumlah manusia, yang berimplikasi pada semakin berkembangnya kebutuhan akan rumah tinggal. Oleh karena persediaan/penawaran atas tanah terbatas, maka kebutuhan akan rumah menjadi sulit terpenuhi (Green, 1996 dalam Budi 2009), terutama untuk kelompok masyarakat yang berpendapatan rendah. Hal ini disebabkan karena, di satu sisi rumah merupakan kebutuhan pokok, namun di sisi lain untuk kelompok masyarakat yang berpenghasilan menengah ke atas, rumah dapat juga dilihat sebagai barang investasi. Kebutuhan unit rumah di Provinsi DIY dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan jumlah rumah tangga, maka akan menyebabkan peningkatan terhadap kebutuhan akan rumah baru yang terus meningkat dari tahun ke tahun.Peningkatan kebutuhan rumah baru menjadi belum sepenuhnya dapat terpenuhi dikarenakan dengan semakin meningkatnya kebutuhan rumah untuk masyarakat namun di sisi lain ketersediaan lahan juga semakin terbatas. Melonjaknya harga rumah sebagai akibat dari meningkatnya permintaan akan rumah membuat daya beli masyarakat akan kebutuhan rumah menurun. Penyebab lainnya adalah belum adanya kemudahan syarat pengajuan kredit pembelian rumah (KPR) dan suku bunga kredit yang masih cenderung tinggi. Tujuan penelitian ini memfokuskan pada analisis variabel-variabel makroekonomi seperti indeks harga properti residensial (IHPR), suku bunga kredit, dan jumlah rumah tangga terhadap permintaan rumah tinggal selama periode tahun 2007-2016.
The condition of financial stability system during the crisis and after the crisis is a benchmark for the financial system in Indonesia, so efforts are needed to avoid or reduce the risk of financial instability system. This situation had an impact on the transmission of monetary policy which could not run effectively and resulted in huge losses for the cost of crisis recovery in a long time. The data analysis method used was the Error Correction Model (ECM). The results showed that in the short term JUB, BI rate, SBI and IHSG had a significant effect on financial stability system, while inflation had no effect on financial stability system. The estimation of the research model in the long term for inflation variables, JUB/M2, BI rate, SBI and IHSG has a significant influence on financial stability system.
Pemenuhan kebutuhan akan rumah di sejumlah kota besar di Indonesia masih menjadi permasalahan yang menjadi perhatian pemerintah khususnya di Provinsi DIY. Pertumbuhan jumlah rumah disebabkan pertambahan jumlah penduduk dan rumah tangga dari tahun ke tahun. Namun peningkatan kebutuhan rumah tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan yang memadai sehingga berdampak pada harga rumah yang menjadi mahal. Studi ini akan membahas faktor-faktor yang menentukan permintaan rumah Perum Perumnas di Provinsi DIY mencakup tingkat bunga kredit, harga rumah, dan persediaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2008 – 2020. Teknik analisis dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda untuk melihat pengaruh variabel tingkat bunga kredit, harga rumah, dan persediaan rumah terhadap permintaan rumah Perum Perumnas di Provinsi DIY. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan variabel harga rumah dan persediaan rumah terhadap permintaan rumah Perum Perumnas di Provinsi DIY. Temuan tersebut dapat dilihat dari nilai probabilitas sebesar 0,0378 untuk variabel harga rumah dan 0,0007 untuk persediaan rumah.
The high price of houses causes a person to not be able to buy a home. The way that someone can own a house is by taking advantage of the credit offers provided by the bank. A mcroprudential policy needed that aims to overcome financial system instability, one of which is the policy on easing the loan-to-value (LTV) ratio for housing loans (KPR). The adjustment of LTV ratio aims to increase the potential demand for property, especially housing and household appliances, in line with an increase in the incomes of the lower middle class, and to control risks in the property sector. This study analyzes the impact of savings, loan interest rates, property sector NPLs, and the number of housing loans before and after a LTV policy revision. The data analysis used the Paired t-test, Wilcoxon signed-rank test, and multiple linear regression. The study results showed that there were differences between savings, loan interest rates, property sector NPLs, and the number of mortgages before and after a LTV policy change. Savings and NPLs in the property sector have no impact on the demand for housing loans while loan interest rates and LTV policy significantly affect the demand for housing loans.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.