Floating Storage and Offloading (FSO) demands good designs. One of the design is FSO's mooring lines. The mooring lines of the FSO would face various environmental conditions, so that they are required to have good reliability. FSO Abherka, installed in the Madura stratit, has dimensions of LOA 242.90 m, LPP 232 m, Breadth 41.6 m, Height 19.7 m, Draft 12,894 m, and a deadweight of 85829 tons. The strait has a water depth of 100 m with contour variations of ± 2 m. Each four cluster of mooring lines of FSO Abherka has three mooring ropes. This study analyzed the strength of mooring lines in intact and damaged conditions using DNV softwareGenie and DNV HydroD. This study models a hydrodynamic FSO. This study also measured the reliability of the mooring lines from 2 cases: 1 intact and one damage from the most dangerous conditions. This study used the mean Value First Order Second Moment method to find the reliability of these mooring lines. Based on the reliability calculation set by DNV according to DNV-OS E301, the mooring lines design meet the established reliability criteria.

Saving Devices (ESD) merupakan alat yang berfungsi menekan hambatan gesek yang terjadi pada buritan kapal, sehingga energi yang dikeluarkan oleh mesin kapal tidak mengalami loss energy yang cukup berpengaruh pada konsumsi bahan bakar. Alat ini dipasang di sekitar propeler, yang tujuannya untuk mengurangi kavitasi pada daerah propeler sehingga hambatan yang dialami oleh kapal dapat berkurang. PT. Pertamina (PERSERO) selaku BUMN yang bergerak di bidang minyak dan gas, membutuhkan kapal tanker yang efisien dalam hal konsumsi bahan bakar. Dari kasus ini, kemudian dicari model ESD yang akan dipakai untuk kapal tanker, mengetahui efisiensi dari ESD dan perbandingan hambatan sebelum dan setelah dipasang ESD.