Pengembangan media pembelajaran Tiktok ini telah selaras dengan era digital saat ini. Hal itu memunculkan media sosial yang dapat menjadi media pembelajaran karena media sosial sangat menarik perhatian dan dekat dengan generasi milenial yang memang lekat pada dunia digital. Salah satu media sosial yang saat ini sedang digemari yaitu aplikasi Tiktok. Tiktok dapat menjadi media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Penggunaan aplikasi Tiktok sebagai media pembelajaran diharapkan membantu peserta didik maupun pendidik dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa media sosial Tiktok dapat menjadi media pembelajaran alternatif dan interaktif dalam pembelajaran daring. Metode yang digunakan studi kepustakaan dengan menganalisis empat belas jumlah artikel yang relevan dengan pengembangan tiktok sebagai media pembelajaran. Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial Tiktok sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan kreativitas dari peserta didik dalam proses pembelajaran daring. Peserta didik dapat secara bebas menuangkan kreativitasnya melalui Tiktok dengan berbagai fitur yang beragam, sehingga menjadikan Tiktok sebagai media pembelajaran efektif dalam menciptakan pembelajaran daring yang interaktif. Penelitian ini berpengaruh untuk menjadikan media sosial Tiktok sebagai media pembelajaran yang interaktif bagi pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran daring
Pandemi Covid-19 yang mewabah di belahan dunia, membawa imbas kepada berbagai aspek salah satunya terhadap bidang pendidikan. Usaha pemerintah Indonesia dalam menangani dampak Covid-19 di bidang pendidikan adalah menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan didukung oleh perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi. Artikel ini menganalisis bagaimana kendala yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung, dan menciptakan sebuah solusi yang dilandasi oleh beberapa hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa orang, yakni pembelajaran berbasis audio berupa podcast, video conference interaktif serta Virtual Museum Tour (VMT). Artikel ini dibuat berdasarkan metode penelitian survei untuk mengidentifikasi keefektifitasan strategi dan metode dalam proses pembelajaran yang dilakukan pada masa pandemi Covid-19 di mata pelajaran sejarah jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Terdapat 9 pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner ini. Dari 30 responden, didapat hasil bahwa strategi maupun metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah mereka kurang menarik sehingga terdapat solusi berupa rekomendasi mengenai permasalahan tersebut yaitu memperbaharui strategi dan metode yang digunakan dan kini divariasikan menjadi podcast, diskusi via video conference interaktif, dan Virtual Museum Tour.
Perpustakaan tidak hanya terbatas sebagai sebuah gedung tempat menyimpan buku. Perpustakaan dapat digambarkan sebagai lembaga sumber informasi, baik cetak maupun non cetak. Koleksi perpustakaan menjadi salah satu sumber belajar yang diperlukan oleh civitas academica khususnya di lingkungan UPI Kamda Sumedang. Koleksi-koleksi yang ada di Perpustakaan UPI Kamda Sumedang digunakan untuk bahan ajar yang mendukung proses pembelajaran dengan menyediakan berbagai macam sumber rujukan berupa buku, jurnal maupun layanan lain yang dapat menunjang kegiatan perpustakaan di Perguruan Tinggi. Di masa pandemi Covid-19 ini terdapat banyak perubahan yang terjadi. Perpustakaan sebagai bagian dari sektor pendidikan juga ikut terdampak terhadap keadaan ini. Aplikasi WhatsApp adalah salah satu media sosial yang banyak digunakan oleh mayoritas masyarakat di Indonesia. WhatsApp dianggap sebagai aplikasi yang mudah digunakan untuk tetap menjalin komunikasi dengan orang lain. Hal itulah yang diadaptasi oleh Perpustakaan UPI Kamda Sumedang, di mana perpustakaan kemudian memanfaatkan aplikasi WhatsApp sebagai sirkulasi sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Penyediaan sumber belajar bagi civitas academika UPI Kamda Sumedang harus tetap dilakukan karena kegiatan pembelajaran juga tetap berlangsung meskipun di tengah pandemi. Harapannya, aplikasi WhatsApp yang digunakan di perpustakaan dapat lebih ditingkatkan lagi, agar dapat membuat pemanfaatannya menjadi lebih mudah serta dapat membuat pemustaka menjadi lebih nyaman dalam menggunakan aplikasi WhatsApp untuk menghubungi pihak perpustakaan.Kata Kunci: Aplikasi WhatsApp, Perpustakaan; Sirkulasi; Sumber Belajar The library is not only limited as a building to store books. Libraries can be described as sources of information, both printed and non-printed. Library collections are one of the learning resources needed by the academic community, especially in the UPI Kamda Sumedang environment. The collections in the UPI Kamda Sumedang Library are used for learning materials that support the learning process by providing various reference sources in the form of books, journals and other services that can support library activities in universities. During the Covid-19 pandemic, many changes have occurred. Libraries as part of the education sector are also affected by this situation. The WhatsApp application is one of the social media that is widely used by the majority of people in Indonesia. WhatsApp is considered an easy-to-use application to stay in touch with other people. This was adapted by the UPI Kamda Sumedang Library, where the library then used the WhatsApp application as a circulation of learning resources to meet the information needs of users. The provision of learning resources for the academic community of UPI Kamda Sumedang must still be carried out because learning activities also continue even in the midst of a pandemic. It is hoped that the WhatsApp application used in the library can be further improved, in order to make its use easier and to make users more comfortable using the WhatsApp application to contact the library.
Social media is one of the places to be able to access information, it is so popularly used by the people of Indonesia. In addition to being able to access existing information, users can also share any information the findings from Ipos state that Indonesia is ranked 2nd in the behavior of sharing anything on social media, unfortunately many of them do not understand the dangers of excessive sharing of privacy on social media which is known as oversharing. The role of an institution is needed to be able to educate about privacy to the public. Institutions that have this potential are libraries. This is the background of this study to further analyze the potential of libraries on the phenomenon of oversharing in society. The method used is library research or literature study, namely bibliographic research and scientific systematics which include collecting bibliographic materials including books or other readings related to the research objectives. The results of the study show that the library as an information provider with high credibility has the potential to be the front line to the protector for users related to privacy on social media. Libraries can raise awareness little by little about the importance of protecting personal information on social media. Thus, users can know and understand the consequences and potential of various publicly available information. For this reason, further user education that can be held by the library regarding privacy literacy is needed to be able to explain and explain the existing understanding of privacy literacy. AbstrakMedia sosial menjadi salah satu tempat untuk dapat mengakses informasi, begitu populer digunakan oleh masyarakat Indonesia. Selain dapat mengakses informasi yang ada pengguna juga dapat membagikan informasi apa saja. Temuan dari Ipos menyebutkan Indonesia berada pada peringkat 2 pada perilaku membagikan apa saja di media sosial, sayangnya banyak dari mereka tidak memahami bahayanya jika berlebihan membagikan privasi di media sosial yang dikenal dengan oversharing. Dibutuhkannya peran suatu lembaga untuk dapat mengedukasi perihal privasi ke masyarakat. Lembaga yang memiliki potensi tersebut adalah perpustakaan. Hal tersebut yang melatarbelakangi penelitian ini untuk menganalisis lebih lanjut mengenai potensi perpustakaan pada fenomena oversharing di masyarakat. Metode yang digunakan menggunakan metode penelitian kajian pustaka atau studi kepustakaan, yaitu cara penelitian bibliografi serta sistematis ilmiah yang meliputi, mengumpulkan bahan bahan bibliografi diantaranya adalah buku ataupun bacaan lainnya yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perpustakaan sebagai penyedia informasi dengan kredibilitas yang tinggi memiliki potensi menjadi garda terdepan sampai dengan pelindung bagi pemustaka terkait dengan privasi di media sosial. Perpustakaan dapat menyadarkan sedikit demi sedikit mengenai pentingnya melindungi informasi pribadi di media social. Dengan demikian, pemustaka dapat mengetahui dan memahami konsekuensi...
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.