Ekstrak daun stroberi dilaporkan memiliki aktivitas tabir surya yang baik. Formulasi sediaan yang baik menjadi hal yang diperlukan untuk tahapan berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu fisik dari sediaan krim dan menentukan nilai SPF krim ekstrak etanol daun stroberi (Fragaria x ananassa var duchesne) sebagai tabir surya.
Metode ekstraksi yang digunakan adalah refluks dengan pelarut etanol 96%. Analisis kandungan ekstrak dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Konsentrasi ekstrak yang digunakan untuk membuat krim tabir surya adalah 0,250% ; 0,500% dan 1,000%. Evaluasi yang dilakukan pada sediaan adalah uji mutu fisik, uji stabilitas sediaan dan aktivitas tabir surya baik in vivo dengan uji iritasi pada kulit manusia dan in vitro dengan spektrofotometri UV-Vis.
Hasil penelitian ekstrak etanol daun stroberi didapatkan rendemen sebanyak 20,5% dan uji KLT menunjukan bahwa ekstrak daun stroberi positif mengandung flavonoid dan tanin. Krim ekstrak etanol daun stroberi yang paling baik pada konsentrasi 1,000% dengan nilai SPF sebesar 52,90.
Telah dilakukan isolasi minyak atsiri dari fuli pala dengan menggunakan metode destilasi air. Analisis kandungan senyawa minyak atsiri fuli pala dilakukan dengan GC-MS. Hasil analisis kandungan senyawa minyak atsiri didapatkan 4 senyawa dominan yaitu α-pinene, sabinene, 2-β-pinen, dan miristisin. Kualitas minyak atsiri fuli pala dilihat dari perbandingan antara minyak hasil isolasi dengan standar SNI. Minyak atsiri fuli pala tidak memenuhi standar SNI dalam hal berat jenis. Namun, mempunyai kandugan miristisin yang relativ tinggi yaitu 30,82 %. Menurut Agusta (2000), minyak atsiri merupakan antibakteri yang baik. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode dilusi dan difusi. Hasil uji dilusi tidak dapat disimpulkan nilai KHM dan KBM. Hasil uji difusi menunjukkan bahwa minyak atsiri fuli pala dengan konsentrasi 7,50 % dapat menghambat Stapylococus aureus dengan rata-rata diameter zona hambat sebesar 9,25 mm. Sedangkan pada bakteri Ecschericia coli mempunyai rata-rata diameter zona hambat sebesar 7,375 mm.
Kanker kulit adalah penyakit di mana kulit kehilangan kemampuannya untuk regenerasi dan tumbuh secara normal. Penyebab umum terjadinya kanker kulit adalah intesitas paparan sinar UVB. Penelitian terdahulu telah membuktikan kandungan senyawa di dalam minyak atsiri pala (Myristica fragrans H.) khususnya miri stsin memiliki khasiat sebagai antioksidan dan efek cytotoxic. Telah dilakukan skrining target molekuler dari kandungan kimia minyak atsiri pala beserta turunan miristisin-nya terhadap target molekuler antikanker kulit antara lain Heat Shock Protein 90 (HSP90A), Prostaglandin Synthase 2 (PTGS2) dan Dihydroorotate Dehidrogenase (DHODH), dan memprediksi interaksi senyawa dari ke 61 ligan uji dengan target molekuler tersebut, kemudian dilakukan docking molekuler menggunakan perangkat lunak PyRx 0.8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam minyak atsiri pala yaitu Guanicin memiliki nilai ΔGbind yang baik pada HSP90A dengan nilai -8,2 kkal/mol. Hasil docking antara protein PTGS2 dan DHODH dengan ligan baik dari senyawa dalam minyak atsiri pala maupun senyawa turunan miristisin menunjukkan bahwa hampir semua ligan dapat berinteraksi dengan kedua target dengan ligan yang nilai ΔGbind paling kecil dan memiliki model interaksi terbaik dari senyawa minyak atisi pala adalah asam dihidroguaiaretik, dengan nilai ΔGbind secara berurut-urut sebesar -8,1 kkal/mol dan -9,3 kkal/mol.
Pala merupakan tanaman yang digunakan dalam industri makanan, obat-obatan, parfumdan kosmetik. Minyak atsiri biji pala diketahui memiliki kandungan senyawa 1,4-terpineol dansafrol yang diduga memiliki aktivitas sebagai antibakteri.Pemisahan senyawa 1,4-terpineol dan safrol dari minyak atsiri biji pala dilakukan denganmetode distilasi fraksinasi pengurangan tekanan dengan tekanan 95 mmHg pada suhu 200-225C֯. Analisis kandungan senyawa pada minyak atsiri biji pala dan hasil pemisahan dilakukandengan GC-MS dan uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi dan dilusi.Hasil analisis menunjukkan bahwa minyak atsiri biji pala mengandung 5 senyawadominan yaitu α-pinene, sabinene, 2-β-pinen, terpineol dan miristisin, hasil pemisahanmengandung 49,05% 1-4 terpineol dan 20,34% safrol. Hasil uji difusi menunjukkan bahwa minyakatsiri biji pala dengan konsentrasi 1,25% memiliki zona hambat sebesar 12,11 mm yang tergolongkuat, sedangkan hasil pemisahan dengan konsentrasi sama memiliki zona hambat 9,66 mm yangtergolong sedang. Hasil dilusi minyak atsiri pala dan hasil pemisahan memiliki zona bunuh yangsama pada konsentrasi 1,25%
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.