This study aims to measure technical, allocative, and economic efficiencies of maize farming and factors influencing the technical inefficiency in Boalemo, Pohuwato, and Gorontalo Regencies, Gorontalo Province. Random sampling was used in selecting the respondents of 355 farmer households in 2012. The data were analyzed using the Cobb-Douglas stochastic frontier production function. Adoption of new improved variety (VUB) is more efficient than that of the old one (VUL). VUB's technical, allocative and economic efficiencies were each of 84%, 40%, and 34%, respectively. VUL's technical, allocative and economic efficiencies were 75%, 36%, and 26%, respectively. Factors causing technical inefficiency were educational level, farmer group membership, access to credit, and agriculture extension. Increased efficiency can be achieved through farm management improvement, i.e. both technical and managerial capabilities of farmers. Key words : technical efficiency, allocative efficiency, economic efficiency, farming, maize ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengukur efisiensi teknis, efisiensi alokatif, dan efisiensi ekonomi usahatani jagung, serta faktor-faktor apa yang memengaruhi inefisiensi teknis. Penelitian dilakukan di Provinsi Gorontalo, yaitu Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling, yaitu sebanyak 355 rumah tangga petani dengan menggunakan data cross section tahun 2012. Metode analisis menggunakan fungsi produksi stochastik frontier Cobb-Douglas, dan efisiensi alokatif serta ekonomis dianalisis menggunakan pendekatan dari sisi input. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan varietas unggul baru lebih efisien dibandingkan dengan penggunaan varietas unggul lama dengan tingkat efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi masing-masing 84%, 40%, dan 34% untuk VUB, sedangkan untuk VUL masing-masing 75%, 36%, dan 26%. Faktor-faktor yang menjadi penyebab inefisiensi teknis adalah lama pendidikan, keanggotaan dalam kelompok tani, akses kredit dan penyuluhan. Implikasi kebijakan, yaitu peningkatan efisiensi dapat dilakukan melalui peningkatan manajemen usahatani baik teknis maupun kapabilitas manajerial petani. Kata kunci : efisiensi teknis, efisiensi alokatif, efisiensi ekonomi, usahatani, jagung PENDAHULUANSalah satu tanaman pangan strategis dan bernilai ekonomis yang tinggi adalah jagung. Jagung (Zea mays) mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras (Zubachtirodin et al., 2007). Posisi jagung dalam diversifikasi konsumsi pangan berfungsi mengurangi ketergantungan terhadap makanan pokok beras, selain itu juga mempunyai arti penting 1
Soybean as one of agricultural commodity plays an important role in the Indonesian' economy. The role intertwined in the food crops demand, consumption, trade, and the farmers' income. Technical as well as economical aspects are faced by the Indonesian government to promote local or domestic soybean, especially when it has to compete with the imported soybean. Presently, soybean farming system is financially profitable, taking the advantage of the Indonesian protection policy. Economically, soybean-farming system is inefficient due to inefficiency in using the domestic resources to meet the domestic demand and export promotion. This study concluded that several strategic policies that have to be taken by Indonesian' government to increase the competitiveness of local or domestic soybean are: (1) to promote suitable region specifically for soybean, (2) to increase soybean yield or productivity through introducing the high yield varieties adapted to the region, efficiency on the on-farm management, (3) import tax to protect domestic soybean, (4) to introduce the new post harvest technology (to minimize harvest losses) and other non-price policy.Keyword: soybean development, comparative advantage, productivity and efficiency, development perspective. ABSTRAKKomoditas kedelai memegang peranan panting dalam ekonomi rumah tangga petani, konsumsi pangan, kebutuhan dan perdagangan pangan nasional. Pengembangan komoditas ini dihadapkan pada permasalahan teknis, sosial-ekonomi, dan defisit perdagangan dan daya saing dengan kedelai impor. Usahatani kedelai menguntungkan secara finansial karena didukung oleh kebijaksanaan protektif. Komoditas kedelai secara ekonomi dinilai kurang efisien dalam Fternanfaatan sumber daya domestik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan lebih-lebih lagi untuk tujuan promosi ekspor. Kebijaksanaan strategis yang perlu dilakukan untuk meningkatkan daya saing kedelai nasional adalah pemilihan wilayah pengembangan yang sesuai, peningkatan produlctivitas melalui penciptaan varietas dengan adaptasi dan potensi hasil yang lebih tinggi serta perbaikan manajemen usahatani, kebijaksanaan tarif impor yang memadai untuk mendorong adopsi teknologi dan peningkatan produksi. Disamping peningkatan produktivitas dan efisiensi, perlu terus diupayakan peningkatan stabilitas hasil, penekanan senjang hasil, kehilangan hasil saat panen dan pengolahan, serta kebijaksanaan nonharga Iainnya.Kata kunci: pengembangan kedelai, keunggulan komparatif, produktivitas dan efisiensi, perspektif pengembangan. 1985). Dengan demikian ketersediaan kedelai yang tinggi di dalam negeri akan dapat meningkatkan gizi masyarakat melalui konsumsi kedelai biji dan terutama produk kedelai olahan seperti tahu, tempe, kecap, dan tauco. Kebutuhan kedelai terus meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan industri pakan temak, dimana bungkil kedelai merupakan komponen utama setelah jagung, karena kandungan proteinnya yang tinggi. PENDAHULUAN
Cattle farms resources in NTT are potential to be developed, but regency has not used it effectively. As a consequently, a huge disparity of beef cattle deployment between regencies occur. NTT sangat potensial untuk dikembangkan, namun belum dimanfaatkan secara efektif oleh setiap kabupaten. Akibatnya, terdapat disparitas penyebaran sapi yang sangat besar antar-kabupaten. Penelitian bertujuan�� a�� Menganalisis tingkat Menganalisis tingkat kapasitas penambahan populasi sapi pada setiap kabupaten; dan b�� Merumuskan skala prioritas tiap wilayah kabupaten untuk pengembangan sapi. Metode yang digunakan adalah analisis kapasitas peningkatan populasi ternak sapi (KPPTS�� Efektif untuk tiap kabupaten menggunakan persamaan potensi maksimum berdasarkan sumberdaya lahan (PMSDL�� dan potensi maksimum berdasarkan jumlah kepala keluarga (PMKK��. Analisis ini digunakan untuk menganalisis kapasitas dan skala prioritas. Analisis rasio densitas penduduk dan ternak digunakan untuk merumuskan kebijakan pengembangan sapi. Kesimpulan�� (a�� Kapasitas wilayah NTT masih sangat besar untuk penambahan ternak sapi hingga sekitar 3,2 kali dari populasi saat ini (berdasarkan sumberdaya lahan dan tenaga kerja��, dengan tingkat teknologi dan manajemen yang ada. Wilayah kabupaten dengan sumberdaya lahan besar namun sumberdaya tenaga kerja kecil (atau pun sebaliknya��, akan memiliki nilai KPPTS efektif yang kecil pula, tergantung pada sumberdaya fisik mana yang paling terbatas; dan (b�� Skala prioritas wilayah tidak didominasi wilayah dengan jumlah sapi terbanyak saja. Jumlah kepala keluarga dan lahan garapan berpengaruh positif dan dominan (dibanding luas padang rumput�� terhadap KPPTS Efektif.
The extent of land use and land cover (LULC) of paddy field in Subang Regency has decreased because of the conversion into non-paddy field. The objectives of this research were to review the spatial pattern of LULC change, to analyze the cause and to identify the anticipation strategy of paddy field conversion. The analysis used the Landsat data of 1999, 2004, 2009, and 2014 which were interpreted by supervise technique. The interpretation result was compared with the existing LULC and was examined by Kappa methode. This research focuses on the spatial pattern of LULC change, integrated with the Interpretative Structural Modeling (ISM) to review the cause and the anticipation strategy of the conversion. The results revealed that the paddy field was converted into plantation, built-up area, and dryland agriculture. The ISM result revealed that the conversion causes were: (1) increasing the farmer economic needs, (2) increasing the built-up area, (3) increasing the selling price of land and (4) decreasing the farming motivation. To anticipate the conversion, several priorities are needed, namely (1) rehabilitation of the irrigation infrastructures and regulation of the spatial planning, (2) tighten the conversion permit and maximization of the abandoned land, and (3) giving the incentive and disincentive for the farmers, land consolidation, and establishment of corporate farming.
Program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan di pedesaan pada prinsipnya memiliki banyak persamaan. Hal ini terlihat pada program PUAP dan Demapan. Adapun persamaannya antara lain : sama-sama berbasis desa, dilaksanakan oleh kelompok masyarakat, mendapatkan modal usaha pertanian dan non pertanian, terbentuknya lembaga keuangan mikro ditingkat desa, dan dibimbing oleh penyuluh dan tenaga pendamping. Dalam pelaksanaannya program tersebut masih banyak mengalami permasalahan dan untuk mengatasinya diperlukan koordinasi dengan cara mensinergikan program PUAP dengan Demapan. Sinergi dan integritasi kedua program mencakup beberapa aspek, yaitu : (1) diawali dengan sinergi data, pemilihan desa penerima program; (2) penataan internal kelembagaan program; (3) pemantapan pengembangan infrastruktur dengan sasaran akselerasi pengentasan kemiskinan; dan (4) antisipasi implementasi sinergi kedua program di lapangan. Dengan mengoptimalkan empat aspek tersebut, diharapkan akselerasi pembangunan pertanian dan ekonomi desa yang mengarah pada pengentasan kemiskinan dapat diwujudkan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.