Nutmeg fruit is a very large commodity in Cimenga Village. The utilization of nutmeg meat waste has been carried out by a small portion of the people of Cimenga Village, but due to lack of information obtained nutmeg meat is left alone on the plantation or in the forest. Therefore, this community service offers a solution in the form of nutmeg meat waste utilization. The hope is that by utilizing the waste of nutmeg into nutmeg syrup all the components of nutmeg can be utilized and can improve the economy of the community.Keywords: Nutmeg Utilization, Nutmeg Syrup, Empowerment�AbstrakBuah Pala merupakan salah satu komoditi yang sangat besar di Desa Cimenga. Pemanfaatan limbah daging buah pala pernah dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat Desa Cimenga, namun karena kekurangan informasi yang didapat buah daging pala dibiarkan saja di perkebunan atau di hutan. Oleh karena itu, pengabdian kepada masyarakat ini menawarkan solusi berupa pemanfaatan limbah daging buah pala. Harapannya adalah dengan memanfaatkan limbah daging buah pala menjadi sirup pala maka semua komponen pala dapat dimanfaatkan dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.Kata Kunci : Pemanfaatan Pala, Sirup Pala, Pemberdayaan

The purpose of this study was to determine the diversity and abundance of insect pollinator and to determine the correlation of insect pollinator to the distance between farmland and the conservation area of Mount Ciremai National Park (MCNP). The method used is scan sampling. Traps were installed sequentially at intervals of 100m, with 5 observation points (100 m, 200 m, 300 m, 400 m, and 500 m) with 3 replications. There are 573 individual insects found, with a value of H '= 3.285 (moderate diversity). There are 94 individuals (relative abundance = 16.4%) were insect pollinator, consisting of 3 orders, 7 families, and 8 species. The pollinator species found were: Anopilus, Athyma perius, Campsomeris plumipes fossulana, Erynnis tages, Pison spinolae, Syrphus ribesii, Vanessa sp, and Xylocopa. The order of Hymenoptera was most found followed by the order of Lepidoptera and Diptera. The distance between farmland and the MCNP area has a positive correlation (r = 0.592) with the amount of pollinator, meaning that the amount of pollinator increases as the distance between farmland and the MCNP area increases. The distance between farmland and the MCNP area has a negative correlation (r = -0.576) with the amount of insect species, meaning that the distance the farmland to the MCNP area increasingly, more insect species are found.

Tumbuhan merupakan salah satu tempat penimbunan atau penyimpanan karbon (C sink). Salah satu cara mengurangi dampak pemanasan global adalah dengan mengendalikan konsentrasi karbon melalui program sink. karbon organic  sebagai hasil fotosintesa akan disimpan dalam biomassa tegakan hutan atau pohon berkayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi jumlah biomassa dan karbon tersimpan pada tumbuhan bawah di Bumi Perkemahan Pasir Batang Taman Nasional Gunung Ciremai. Metode yang digunakan adalah metode garis berpetak, yang diletakan secara purposive sampling. Petak yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk persegi empat berukuran 1m x 1m yang diletakan sepanjang jalur sebanyak 30 petak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi adalah Canarium callothyrus sebesar 120% dan yang terkecil adalah Oxalis corniculata sebesar 3%. Estimasi potensi biomassa tumbuhan bawah adalah 92,3 ton dengan rata-rata 3,08 ton/ha. Perkiraan potensi simpanan karbon tumbuhan bawah adalah 43,4 ton dengan rata-rata 1,45 ton/ha.

Kebutuhan pangan terus meningkat dari tahun ke tahun dan salah satu upaya dalam meningkatkan produksi pangan adalah dengan mengolah lahan hutan yang berpotensi tanaman pangan dengan sistem agroforestri yang terdapat di Desa Haurkuning. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2018 dan bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman tanaman pangan kehutanan pada lahan agroforestri dan status budidayanya. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara kepada setiap petani agroforestri yang memiliki luas 0,25 ha dengan cara random sampling. Menurut Peraturan Menteri Kehutanan: 35 / Kementerian Kehutanan-II / 2007 di Desa Haurkuning terdapat 19 jenis tanaman pangan yang terdiri dari 5 jenis tanaman sebagai sumber karbohidrat, 13 jenis tanaman penghasil buah dan 2 penghasil minyak lemak. 60% dari tanaman pangan ini dibudidayakan oleh masyarakat, yang meliputi penyiapan benih, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Kata Kunci: Agroforestri; Status Budidaya; Keanekaragaman; Desa Haurkuning

Bungkirit is an urban forest that is open for public activities, many visitors come for recreation, educational tours and nature tourism interests. Trees in the Bungkirit urban forest area are thought to have decreased in tree quality. This study aims to determine the level of tree health. Data analysis using Forest Health Monitoring methods. Based on observations in the field, the health level in the Bungkirit urban forest has damage as many as 56 trees or about 39.2% of the total number of trees observed and 85 trees or (59.5%) do not have damage that is categorized as very healthy with a NIK of 5.01 including the category of minor damage. There are 7 types of damage experienced by trees in the Bungkirit urban forest, namely fungal cancer of open wounds, broken stems or roots, broken or dead branches, damaged leaves, buds or shoots and discolored leaves (not green). The most types of damage are broken or dead branches with the most damage locations on the trunk.