Mancozeb is a group member of dithiocarbamat fungicides that most widely applied in the field. The use of mancozeb causes residues that have negative effects on agricultural production system and on agricultural environment. This research aimed to obtain dark septate endophyte (DSE) fungal isolates that are tolerant to mancozeb fungicide. The study was consisted of three steps, i.e., the isolation of DSE fungi from chili roots, the effect of DSE fungal isolates on chili seeds, and the growth ability of DSE isolates on medium supplemented with mancozeb. Thirteen DSE fungal isolates were isolated from chilli pepper roots and grown in the field assumed to be contaminated by pesticides. The isolates of DSE fungi caused the growth of chili seeds were normal and abnormal. Seven DSE isolates were able to grow well at PDA medium suplemented with mancozeb at concentrations of 100, 200, 400, and 800 ppm with different levels of relative growth inhibition. Mancozeb on PDA medium influenced the mycelial growth and colony color of DSE fungal isolates. The biomass of DSE fungal isolates were reduced when they were grown at malt extract broth (MEB) medium suplemented various levels of mancozeb. ABSTRAKMankozeb adalah kelompok fungisida ditiokarbamat yang paling banyak digunakan di lapangan. Penggunaan mankozeb yang tidak sesuai dapat menyebabkan dampak negatif pada sistem produksi dan lingkungan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh isolat cendawan Dark Septate Endophyte (DSE) yang toleran terhadap fungisida berbahan aktif mankozeb. Penelitian terdiri atas tiga tahap, yaitu isolasi cendawan DSE dari akar tanaman cabai, pertumbuhan isolat cendawan DSE pada tanaman cabai, dan kemampuan tumbuh cendawan DSE pada media yang mengandung mankozeb. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 13 isolat cendawan DSE dari akar tanaman sawit yang terkontaminasi oleh penggunaan pestisida. Isolat cendawan DSE yang diperoleh menyebabkan pertumbuhan benih cabai normal dan tidak normal. Tujuh isolat cendawan DSE mampu tumbuh dengan baik pada media PDA yang telah diberi penambahan konsentrasi mankozeb, yaitu 100, 200, 400, dan 800 ppm dengan hambatan pertumbuhan relatif yang berbeda. Penambahan mankozeb pada media PDA memengaruhi pertumbuhan miselium dan warna koloni isolat cendawan DSE. Pertumbuhan cendawan DSE pada media cair Malt Extract (ME) yang ditambahkan konsentrasi mankozeb menyebabkan penurunan biomassa cendawan DSE. Kata kunci: ditiokarbamat, hambatan pertumbuhan relatif, toleran

Kecamatan Golewa Barat yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 18.327 Jiwa dengan luas wilayah 94.21 Km2merupakan daerah yang masih berstatus daerah berkembang (BPS Kabupaten Ngada 2018). Status daerah berkembang yang dimiliki oleh daerah ini didukung dengan tingkat rataan nilai Indeks Pembangunan Desa (IPD) dari setiap desa yang hanya mencapai 50% sehingga masih terdapat status daerah tidak mandiri dan tertinggal (BAPPENAS 2014 dalam Kemendesa 2017).  Potensi beberapa sektor yang dimiliki oleh  Kecamatan Golewa Barat dapat menambah perekonomian lokal. Perekonomian lokal terdiri dari dua sektor, yaitu basis dan non-basis.Sektor basis yaitu kegiatan perekonomian dapat memasarkan barang dan jasa ke luar batas daerah perekonomian, sedangkan sektor non-basis hanya dapat menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan masyarakat di wilayah daerah tersebut.Kemajuan sektor basis pada suatu daerah dapat menunjang perkembangan suatu daerah (Glasson 1977 dalam Hartarto 2016).Dukungan pemerintah daerah, sektor wisata dan aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang sangat dibutuhkan dalam menciptakan pembangunan daerah yang mensejahterakan masyarakat (Kusdiana et al. 2007; Monica et al. 2017).

The research was conducted with quantitative and qualitative analysis. Quantitative analysis was done by recording the amount of production and land use in each sector owned by each village in two sub-districts. Qualitative analysis was carried out by using questionnaires and recording the problems that existed in each village in these two sub-districts. Jerebuu district consists of 12 villages, namely Dariwali, Naruwolo, Tiworiwu, Watumanu, Nenowea, Naruwolo I, Naruwolo II, Dariwali I, Niowela, Tiworiwu I, Tiworiwu II, and Batajawa. Agricultural development aims to increase production to stabilize food.