This study aims to adapt and validate the Indonesian version of the Sport Anxiety Scale-2 (SAS-2Id). Data were obtained from a total of 268 (male = 154 and female = 114) elite athletes of Papua Indonesia with an age range of 16 to 43 years (M = 22.40 ± 5.01). Furthermore, language adaptation and validation were carried out through a forward-backward translation process using confirmatory factor analysis (CFA). An internal consistency approach was used to test for the reliability based on Construct Reliability (CR). The results evaluate the fit of the models showed that the SAS-2Id fit based on RMSEA, CFI, TLI, and PNFI. The three dimensions of SAS-2Id had standardized coefficient values from .77 to .81, with a significant p-value of ≤ .001. The SAS-2Id item factor loading values ranged from .51 to .88, indicating that it is above the recommended threshold (≥ .50). Furthermore, the reliability test carried out using the internal consistency approach discovered that the dimensions of worry (AVE = .60) and concentration disruption (AVE = .50) were above the recommended cutoff points. In contrast, the somatic dimension had the lowest value (AVE = .35). However, from the other two reliability test parameters, it was discovered that the CR and Cronbach's Alpha values were from .73 to .88 and .71 to .88, respectively, which indicated good reliability values. Therefore, the psychometric property at the Indonesian version of the SAS-2 is a valid and reliable measuring instrument for anxiety levels.
Tujuan utama dari riset yang telah dilakukan yakni analisis faktor kemampuan fisik serta psikologis dengan prestasi pada atlet sepakbola usia 16-21 tahun. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, menggunakan desain analisis faktor konfirmatori dengan metode satistik multivariat yang mengukur variabel dominan kemampuan fisik dan psikologis dalam keterampilan sepakbola. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 34 orang atlet sepakbola Papua Indonesia, dilaksanakan pada Agustus 2019 menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yakni: (1) pengukuran anatomi tubuh; (2) tes kemampuan biomotor; (3) pengukuran psikologis; (4) tes teknik keterampilan sepakbola. Adapun hasil dari penelitian ini yakni: (1) faktor kecepatan lari memberikan dampak signifikan bagi keterampilan teknik dengan nilai kontribusi 0,702, dan (2) faktor daya tahan tubuh memberikan tidak memberikan dampak signifikan untuk keterampilan teknik dengan nilai kontribusi 0,248. Kemudian kesimpulan dari penelitian ini yaitu bahwa faktor yang paling dominan memberikan pengaruh pada keterampilan permainan sepakbola adalah kecepatan, sedangkan yang terendah daya tahan. Hasil riset yang telah dilaksanakan memberikan gambaran kepada pelatih/atlet, peneliti, dan pemangku kepentingan untuk dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai rujukan, karena memberikan kontribusi dalam pembinaan olahraga prestasi. Namun, keterbatasan dari penelitian ini adalah baru dilaksanakan pada olahraga sepakbola di Papua dan terbatas pada atlet PON (Pekan Olahraga Nasional), sehingga dibutuhkan penelitian lanjutan yang lebih luas cakupannya.
Introduction: Critically ill children in the pediatric intensive care unit (PICU) are at high risk for developing nutritional deficiencies and undernutrition is known to be a risk factor for morbidity and mortality. Malnutrition represents a continuous spectrum ranging from marginal nutrient status to severe metabolic and functional alterations and this in turn, affects clinical outcome. Objectives: The aim of the study was to assess nutritional status of critically ill children admitted to the PICU and its association to clinical outcomes. Methods: Critically ill children age 6 months to 18 years were prospectively enrolled on PICU admission. Nutritional status was assessed by weight for age (WFA: underweight), weight for height (WFH: wasting), height for age (HFA: stunting) z-scores and mid upper arm circumference (MUAC: wasting) according to the WHO. (1,2) Malnutrition was defined as mild, moderate, and severe if z-scores were > −1, > − 2, and > −3, respectively. Hospital and PICU length of stay (LOS), duration of mechanical ventilation (MV), and risk of mortality (ROM) by the Pediatric Index of Mortality 2 (PIM2) were obtained. Sensitivity and specificity of the MUAC to identify children with wasting (WFH) were calculated. Results: Two hundred and fifty children (136 males), aged 81 months (23-167; median (25-75 th IQR)), were prospectively included in the study. The hospital LOS was 8 (4-16) days; PICU LOS: 2 (1-4) days; duration of MV, 0 (0-1.5) days;
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui a) perbandingan kelentukan orang dewasa muda asli Papua dan non Papua pada usia 20 – 23 tahun, b) perbandingan kekuatan otot ekstensor orang dewasa muda asli Papua dan non Papua pada usia 20 – 23 tahun, dan c) perbandingan kelincahan orang dewasa muda asli Papua dan non Papua pada usia 20 – 23 tahun. Sifat kesukuan merupakan faktor keturunan dari orang tua yang kemudian berkembang melalui interaksi yang kompleks dengan berbagai faktor lingkungan. Beragam faktor lingkungan yang ada dalam kehidupan berbagai suku bangsa, mengakibatkan terjadinya perbedaan ukuran tubuh rata-rata orang dewasa, kecepatan pertumbuhan, kemampuan fisik dan bentuk tubuh antara kelompok suku-suku bangsa yang berbeda. Pada proses penelitian ini, akan digunakan beberapa teori mendasarkan yang dijadikan pijakan dalam menganalisis data penelitian ini. Teori-teori tersebut antara lain: Perkembangan gerak, kemampuan fisik, kelentukan, kekuatan, dan kelincahan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian <em>cross sectional</em> memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data pada berbagai kelompok orang dengan tingkat usia yang bervariasi pada kurun waktu yang sama. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa FIK UNCEN (Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Cendrawasih) yang berjumlah 40. Instrumen penelitian terdiri dari 1) <em>sit and reach </em>untuk mengukur kelentukan, 2) <em>standing broad jump</em> untuk mengukur kekuatan otot ekstensor dan 3) <em>shuttle run</em> untuk mengukur kelincahan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif. Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa, Perbandingan perkembangan kemampuan fisik orang dewasa muda usia 20-23 tahun asli Papua memiliki kelentukan lebih rendah (35%) dibandingkan dengan non Papua (45%) pada mahasiswa FIK UNCEN (Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Cendrawasih). Perbandingan perkembangan kemampuan fisik orang dewasa muda usia 20-23 tahun asli Papua memiliki kekuatan otot ekstensor lebih rendah (42.5%) dibandingkan dengan non Papua (45%) pada mahasiswa FIK UNCEN (Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Cendrawasih). Perbandingan perkembangan kemampuan fisik orang dewasa muda usia 20-23 tahun asli Papua memiliki kelentukan lebih tinggi (100%) dibandingkan dengan non Papua (92.5%) pada mahasiswa FIK UNCEN (Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Cendrawasih).
This research attemps to find out the physical fit developing of man dan woman young adult. Adult age ia a period where nothing changes because the growing factors after growing faster of adoletention age. The physical ability increasing of adult age is no more growing process increasing because getting age, but rather is a results of training and experience. The preeminent difference on move and physical ability between adult man and woman is power. The power difference of both is composition and structure muscles difference because of physical size. The theories in this research are move developing, physical fit, and young adult. The method is cross-sectional method. The researcher collecting data of many various groups with variation age level on same age. The subject in this research are 100 students from FIK Uncen. The data analysis used interactive analysis. The result rate shows the physical fit developing of man young adult with some categories. The categories are excellent category with 10 persons (20%), good category as many 22 persons (44%), sufficient category as many 18 persons (36%), less and much less category is 0 person (0%). On woman young adult category results some categories, there are excellent category as many 6 persons (12%), good category as many 16 persons (32%), less category as many 10 persons (20%), and much less category with 0 person (0%). Thereby, the physical fit developing of man and woman young adult to FIK Uncen students had excellent development. Key words : Fit, young adult, gender
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.