Bullying merupakan perilaku yang menyalahgunakan kekuasaan dengan menyakiti seseorang baik menyakiti dalam bentuk fisik maupun emosional. Salah satu aksi kekerasan yang paling sering terjadi adalah perilaku Bullying. Prevalensi perilaku Bullying yang meningkat dari tahun ke tahun telah menimbulkan kerusakan atau dampak yang merugikan baik itu untuk pelaku, maupun korban. Kegiatan edukasi kesehatan bullying dilakukan di SMA Negeri Bali Mandara. Kegiatan ini diikuti oleh 34 siswa di mana mereka diberikan edukasi/penyuluhan terkait hal tersebut. Untuk mengukur keberhasilan kegiatan , responden diminta untuk mengisi pretest dan posttest yang terdiri dari 25 pertanyaan yang berkaitan dengan Bullying pada remaja. Kegiatan ini berhasildilakukan karena terdapat peningkatan pemahaman siswa yang signifikan mengenai pentingnya informasi terkait Bullying dalam pergaulan di masa remaja. Kegiatan ini sebaiknya terus dilakukan secara berkelanjutan untuk menjamin pergaulan remaja yang sehat.Kata Kunci : Edukasi, Bullying, Remaja
Pandemi Covid-19 saat ini sangat mempengaruhi kondisi ibu hamil terutama saat akan menghadapi persalinan. Meningkatnya kasus ibu hamil terkonfirmasi Covid-19 di sejumlah kota besar di Indonesia dalam keadaan yang berat (severe case). Perhatian dan dukungan dari orang-orang terdekat terutama suami sangat membantu dalam mengatasi kecemasan yang dialami ibu hamil begitu pula akan dampak buruk dari sikap ibu hamil yang cemas akan memicu terjadinya rangsangan kontraksi rahim, preeklamsi dan keguguran. Kegiatan edukasi pemberdayaan suami dalam mendukung ibu hamil menghadapi persalinan dilakukan di Puskesmas Gerokgak 1. Kegiatan ini diikuti oleh 25 orang suami dimana mereka diberikan edukasi/penyuluhan terkait hal tersebut. Untuk mengukur keberhasilan kegiatan, responden diminta untuk mengisi pretest dan posttest yang terdiri dari 25 pertanyaan yang berkaitan dengan dukungan suami. Kegiatan ini berhasil dilakukan karena terdapat peningkatan pemahaman suami yang signifikan mengenai pentingnya dukungan suami dalam menghadapi persalinan. Kegiatan seperti ini sebaiknya terus dilakukan secara berkelanjutan untuk menjamin kesiapan ibu hamil dalam menghadapi persalinan.
Background: Pregnancy with less than 20 years of age is an important problem because it belongs to the high risk group. This is related to the increased risk of maternal complications during pregnancy and childbirth, as well as in the perinatal. From the preliminary study, the incidence of maternity mothers aged less than 20 years old at Buleleng Regency Hospital in 2021 was 7.3%. Purpose: The purpose of the study was to look at the picture of childbirth in mothers less than 20 years old. Method: This study used descriptive methods with a sample of all babies born to maternity mothers aged less than 20 years at Buleleng Regency Hospital for the period September - December 2021 as many as 236 study subjects. Results: The results of this study obtained an average maternal age of 17.2 years, an average gestational age of 36.9 weeks, an average birth weight of 2791.2 grams, a 1 minute 72% normal Apgar score, a 5-minute Apgar score of 76.7% normal, no incidence of congenital abnormalities, a stillbirth event of 4.2%, the distribution of events based on maternal age is more found in the mother's age is more found in the mother group aged 16-19 years. Conclusion: There are still many pregnancies in mothers less than 20 years old, there is no incidence of congenital abnormalities, still the incidence of stillbirth.
Background: Adolescents are a group of people with a fairly high vulnerability to reproductive health problems in Indonesia. To reduce vulnerability to reproductive health problems, the Youth Counseling Information Center Program (PIK-R) program was introduced, one of which was at Bali Mandara senior high school, but its utilization was still low. The purpose of this study was to determine the relationship between completeness of facilities and teacher support on the knowledge, attitudes, and behavior of using youth counseling information center. Subjects and Method:The cross-sectional survey research was conducted on all students in Bali Mandara senior high school from October 2017 to March 2018. A total of 118 students were selected by total sampling. The dependent variables were knowledge, attitude, and behavior. The independent variables were youth counseling information center facilities and teacher support. Data were collected using a questionnaire and analyzed by a multiple logistic regression. Results: Factors related to student knowledge were completeness of facilities (aOR= 3.14; 95%CI= 1.25 to 7.85; p= 0.014) and teacher support (aOR= 3.22; 95% CI= 1.27 to 8.15; p= 0.013). Completeness of facilities (aOR= 9.26; 95% CI= 3.30 to 25.97; p= 0.001) and teacher support (aOR= 6.27; 95% CI= 2.23 to 17.59; p= 0.001) were associated with student attitude. While the factors related to the behavior of using youth counseling information center were the completeness of the facilities (aOR= 11.56; 95% CI= 3.96 to 33.70; p= 0.001) and teacher support (aOR= 4.59; 95% CI= 1.60 to 13.17; p= 0.005). Conclusion:The completeness of facilities and teacher support for the youth counseling information center program is related to the knowledge, attitudes, and behavior of using youth counseling information center.
Anak dengan retardasi mental perlu peningkatan diri dalam kemampuan perawatan sehari-hari atau daily living activity. Pelaksanaan perawatan sehari-hari perlu dilaksanakan secara berkesinambungan dan perlu dukungan dari berbagai pihak untuk peningkatan kemampuan motoric kasar dan halus. Salah satunya dengan teknik permainan untuk membantu peningkatan kemampuan dirinya. Metode dari pelaksanaan ini adalah menggunakan dua tahap. Tahap pertama dengan penilaian kemampuan kemudian tahap kedua dengan perkembangan perilaku adaptif. Sasaran dari pelaksanaan pengabdian ini adalah seluruh anak dengan retardasi mental di SLB Negeri 2 Singaraja. Pelaksanaan ini dibantu oleh berbagai pihak meliputi Kepala Sekolah, Guru dan mahasiswa untuk melaksanakan pengabdian masyarakat. Mengukur kegiatan anak dengan penilaian kuesioner vineland social maturity scale (VSMS). Hasil dari pengabdian dimulai ditemukan bahwa anak dengan retardasi mental sedang ringan bisa melakukan aktifitasnya perawatan sehari-hari semakin meningkat. Sedangkan anak dengan retardasi mental berat masih belum mengalami perubahan dalam perawatan diri sehari-hari melalui teknik bermain. Kata kunci: motorik kasar dan halus; retardasi mental; teknik bermain PLAYING THERAPY FOR CHILDREN MENTAL RETARDATION IN SLB NEGERI 2 SINGARAJA BALI
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.