Zakat fitrah merupakan kewajiban atas setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan. Berbeda dengan zakat lainnya, khusus zakat fitrah menurut ketentuan yang diajarkan oleh Rasulullah saw adalah sebesar 1 sha' makanan pokok ( dalam hal ini di Indonesia berupa beras). Hanya saja, pada penerapannya ada ketidakseragaman dalam menentukan besar 1 sha' ini. Takaran satu sha' atau mud sampai sekarang masih ada dan ukurannya diwarisi secara turun temurun dan dibuktikan keotentikannya dengan sanad. Mayoritas takaran yang dipakai adalah takaran mud yang diwariskan ukurannya dari generasi ke generasi yang sanadnya sampai kepada Zaid bin Tsabit, sang pencatat wahyu. Mud tersebut digunakan untuk membayar zakat fitrah kepada Nabi Muhammad.Sekalipun jauh terpaut, mud dan sha' ini tetap dipakai karena kaum muslim yakin bahwa doa Rasul akan keberkahan sha' dan mud terus melimpah. Namun fakta mengatakan, ukuran sha' dari tiap sanad berbeda-beda, begitu pula pendapat para ulama terkait besar 1 sha' yang dinyatakan dalam satuan liter (L) dan kilogram (kg) juga bervariasi. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian pustaka (library research) dan eksperimen. Penelitian pustaka menggunakan literatur sebagai sumber utama, baik data primer maupun data sekunder yang masih berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yakni terkait ukuran 1 sha' yang dikonversi ke satuan liter ataupun kilogram. Eksperimen dilakukan dengan mengetahui kesetaraan satuan liter dan kilogram untuk berbagai jenis beras, dan beberapa prototipe 1 sha'. Dari hasil penelitian didapat bahwa volume gandum 1 sha' setara dengan 2,176 kg gandum dan setara dengan 2,830 liter gandum, jika digunakan beras maka massa beras dengan volume 2,830 Liter rata-rata adalah ± 2,5 kg.