AbstrakProses untuk mengekstraksi kata dasar dari kata berafiks dikenal dengan istilah stemming yang bertujuan meningkatkan recall dengan mereduksi variasi kata berafiks ke dalam bentuk kata dasarnya. Penelitian terdahulu tentang stemming bahasa Bali pernah dilakukan menggunakan metode rule-based, tapi afiks yang diluluhkan hanya prefiks dan sufiks, sedangkan variasi afiks lain tidak diluluhkan, seperti infiks, konfiks, simulfiks, dan kombinasi afiks. Penelitian tentang stemming menggunakan pendekatan rule-based telah diterapkan di berbagai bahasa yang berbeda. Metode rule-based memiliki kelebihan jika diterapkan pada domain yang sederhana, maka rule-based mudah untuk diverifikasi dan divalidasi, tapi memiliki kelemahan saat diterapkan pada domain dengan level kompleksitas yang tinggi, apabila sistem tidak dapat mengenali rules, maka tidak ada hasil yang diperoleh. Untuk mengatasi kelemahan stemming menggunakan rule-based, kami menggunakan metode n-gram stemming, dimana kata berafiks dan kata dasar diubah ke bentuk n-gram, kemudian tingkat kemiripan antara ngram kata berafiks dan n-gram kata dasar diukur menggunakan metode dice coefficient, apabila tingkat kemiripannya memenuhi nilai ambang batas yang ditentukan, maka kata dasar yang dibandingkan dengan kata berafiks ditampilkan. Pada penelitian ini, kami mengembangkan metode stemmer yang meluluhkan seluruh variasi afiks pada bahasa Bali dengan mengombinasikan pendekatan rule-based dan metode n-gram stemming. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan untuk kesepuluh query metode yang diusulkan memperoleh rerata akurasi stemming lebih baik 96,67% dari metode terdahulu 75%, sedangkan untuk kelima query metode n-gram stemming dapat mengenali beberapa kata berafiks diluar rules. Penelitian berikutnya, kami akan memperhatikan semantik setiap kata dan tahap validasi menggunakan aplikasi text mining.Kata kunci: stemmer bahasa Bali, rule-based stemming, n-gram stemming, dice coefficient. AbstractA process for extracting a stem word from the inflected word is known as stemming which aims to increase recall by reducing the variation of the inflected word into its stem word form. Previous research on stemming the Balinese language has been done using the rule-based method, but the affixes that are removed are only prefixes and suffixes, while other variations of affixes are not removed, such as infixes, confixes, simulfiks, and combinations of affixes. Research on stemming using the rule-based approach has been applied in a variety of different languages. The rule-based method has advantages when applied to a simple field, rule-based is easy to verify and validate, but has weaknesses when applied to domains with a high level of complexity, if the system cannot recognize rules, no results are obtained. To overcome the stemming weaknesses using rule-based, we use the n-gram stemming method, where the inflected word and stem word are converted to the n-gram form, then the level of similarity between the n-gram of the inflected word and the stem word is measured using the dice...
Sistem question answering merupakan kemampuan sistem untuk memberikan jawaban atas kalimat tanya yang diberikan oleh user. Sampai saat ini penelitian tentang sistem question answering pada bahasa Bali belum pernah dilakukan. Pada penelitian ini kalimat tanya yang digunakan adalah kalimat tanya biasa, sebagai contoh kalimat tanya "akuda memene ngubuh siap?" Dalam bahasa Indonesia "berapa ibumu memelihara ayam?" Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan lima puluh dokumen berbahasa Bali. Sedangkan pada tahap pengujian dilakukan dengan menggunakan dua puluh kalimat tanya. Adapun metode yang diusulkan dalam penelitian ini dimulai dari memberi input pertanyaan, mencari dokumen paling relevan berdasarkan pertanyaan yang diberikan, dan memperoleh jawaban berdasarkan rules untuk setiap pertanyaan. Berdasarkan pengujian pada kedua puluh pertanyaan yang diberikan metode yang diusulkan memperoleh akurasi sebesar 40% terkait kebenaran respons atau jawaban yang diberikan.
The partner in this program is the home industry of “basa” crackers or seasoning crackers. There are several partner problems, 1) Long production time, 2) Simple and conventional product packaging, 3) Profit sharing from product marketing. The solutions to overcome these problems are, 1) Providing production equipment, 2) Installing packaging label, 3) Promotion through facebook. The results are, 1) The partner is able to accelerate and increase production quantity where in single production, the partner can produce more than 105 packs of basa crackers. 2) Product quality is better with packaging label. 3) Promotion through facebook can expand market share.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.