Interaksi obat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas obat terhadap respon tubuh. Obat dapat berinteraksi dengan zat kimia, jamu, makanan dan minuman, serta obat-obatan lain sehingga mengubah efek terapi dari obat yang diberikan. Interaksi obat banyak terjadi pada pasien hipertensi dan pasien hiperlipidemia yang menerima terapi golongan Calcium Channel Blocker (CCB) dan golongan statin. Penelitian ini menggunakan metode narrative review untuk mengkaji efek interaksi obat golongan statin dan calcium channel blocker dari artikel yang memiliki tujuan untuk menganalisis rhabdomiolisis. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari literatur primer yaitu jurnal atau artikel yang terpublikasi pada database (Google scholar, Pubmed). Interaksi obat golongan statin dan CCB diketahui memiliki tingkat keparahan major akibat pemberian amlodipin dan simvastatin. Tingkat keparahan major ini dapat menyebabkan terjadinya rhabdomiolisis dan dapat diketahui dengan rasa nyeri, kelemahan otot, warna urin tampak seperti teh, serta dapat dilakukan pengukuran kadar CK yang melebihi kadar normal (200 U/L). Pada penelitian ini dilaporkan bahwa rhabdomiolisis ditunjukkan dengan peningkatan kadar kreatin kinase (CK) sebesar 10 kali setelah pemberian simvastatin 20 mg dan amlodipin 10 mg selama 1 bulan, penelitian lain juga melaporkan bahwa kadar CK meningkat hingga 100.000 U/L setelah pemberian terapi atorvastatin 80 mg dan amlodipin 5 mg. Efek interaksi obat golongan statin dan CCB yang menyebabkan rhabdomiolisis dapat diketahui paling cepat dalam waktu 1 bulan. Penanganan rhabdomiolisis akibat interaksi obat adalah penggantian terapi (simvastatin ke pravastatin atau rosuvastatin). Kata kunci : Interaksi obat, statin, calcium channel blocker, rhabdomiolisis.