Bagan perahu adalah alat penangkapan ikan yang digolongkan ke dalam jaring angkat (lift net). Nelayan Desa Bajo menggunakan bagan perahu untuk menangkapan ikan pelagis kecil. Bagan perahu adalah salah satu alat tangkap yang dioperasikan pada malam hari dengan menggunakan cahaya. Nelayan Desa Bajo pada saat pengoperasian masih berdasarkan pengetahuan dan kebiasaan nelayan. Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi operasi penangkapan ikan maka diperlukan metode lain dalam penentuan daerah penangkapan ikan dengan menggunakan fish finder dan underwater light fishing, guna pengoperasian bagan perahu dapat berjalan dengan baik. Menganalisis hasil tangkapan berdasarkan  bulan dan  perlakuan. Hasil tangkapan selama penelitian menunjukkan bahwa total hasil tangkapan baik pada bulan gelap maupun bulan terang, jenis ikan layang dan ikan teri lebih mendominasi berada pada perlakuan kedua, sedangkan komposisi hasil tangkapan setelah tengah malam lebih banyak dibandingkan sebelum tengah malam, hal ini didasarkan dengan penelitian Sudirman et al. (2003) pada penelitiannya tentang adaptasi retina mata ikan layang (Decapterus ruselli) bahwa ikan yang dominan tertangkap adalah ikan layang karena teradaptasi sempurna oleh cahaya. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Hasil tangkapan oleh enam jenis ikan yang dominan tertangkap adalah, spesies layang (Decapterus russelli) mendominasi selama penelitian. Fase bulan yang terbaik adalah pada saat bulan gelap. Hasil tangkapan pada perlakuan kedua menggunakan lampu normal, fish finder dan underwater light fishing mendominasi selama penelitian.Kata kunci: bagan perahu, light fishing, fish finder dan underwater light fishing.

To analyse the ICT services performance against the telecommunications and ICT purpose and mandate, taking into account stakeholders' role in the ecosystem.Design/Methodology/Approach: This article presents a benchmarking analysis on the ICT services performance in Sudan between 2005-2015. It uses qualitative and quantitative analysis to measure the effectiveness and efficiency of ICT services and the underlying ecosystem. A set of 12 commercial, 10 financial, 7 technological and 6 traffic utilization Key Performance Indicators (KPIs) were selected as data collection measures. Data were collected from various public sources, including the International Telecommunications Union (ITU) and the World Bank. Similarity grouping was performed using demography, development and socio-economic data in order to find the set of countries with similar underlying characteristics and environment to Sudan. A machine learning K-means clustering algorithm was implemented for this purpose.Findings: Results describe Sudan's position among the World countries belong to its cluster. Benchmark graphs are presented highlighting how the ICT sector performs in economic, social and technical competencies. The discussion of results includes the efficiency and effectiveness, competitiveness, accessibility and affordability, market and services transformation, and the readiness of the ICT market to take an enabling role in socio-economic development.Originality/Value: The article offers a critical study of the status of ICT in Sudan, and maps it to the country's national ICT mandate and objectives, allowing recommendations to be drawn by various ecosystem stakeholders. Insights gained offer valuable conclusions that feed into policy analysis and recommendations of the interventions needed to put ICT to effective use, positively impacting the ICT sector.

No abstract