The format of community behavior in the 4.0 industrial revolution shows a distinctive transformation. Accordingly, this study aims to find out ways to develop social studies learning, so that social studies learning can conform to the trends of those changes, especially in the developing of attitudes and skills dimensions. This study used a literature review method, which was applied to Dick and Carey's instructional development design. The research subjects were academic works in educational scope and the related studies published in reputable international journals. The collected data was analyzed using content analysis techniques. The results of the study show that the revitalization of social studies teaching can be done by focusing on three domains. First, the formulation of goals (what competencies you want to build on your pupils). Second, the organization of teaching materials (what are the materials and how pupils can achieve these competencies). Third, evaluation techniques (how to know that the competencies have been achieved). The implications of these results confirm that social studies learning should be contextual (based on sociocultural environment), factual (based on reality), and actual (based on current issues).
This study strives to compile a home learning (LFH) profile of rural children. This study was conducted using a phenomenological design. Data were collected through in-depth interviews and participatory observations in 13 villages. The validity of the data is checked using source triangulation and technique triangulation. Based on the qualitative analysis, the following significant findings are highlighted: (a) children and parents view LFH as government reimbursement for a crisis circumstance, rather than as a school-mandated requirement. (b) LFH in rural areas is implemented in a blended learning design (model: flipped classroom). The design was adopted since the prior full-online and hybrid learning designs were ineffective. (c) LFH participation rates tend to be low. Besides being caused by technical constraints, this is due to the socio-cultural environment that promotes pragmatism in the educational process. (d) Through the Madurese philosophy of Bhuppa'-Bhabbhu', Ghuru, Rato, the socio-cultural context gives prospects for the success of LFH and the growth of education in general. This concept serves as a guideline for the Madurese ethnic community to establish priorities and respect for three (or four) key figures in life according to Islamic tradition. underpins the child's decision to participate in LFH or not. The findings of this study have the potential to correct a number of prior studies that identified poverty and underdevelopment as the most influential determinants in the success of rural children's home learning.
To support Learning From Home (BDR), elementary school teachers in Kapanewon Kokap, Yogyakarta, have low ICT skills. This service seeks to improve the ICT competence of elementary school teachers in Kapanewon Kokap. This service activity is carried out in an action research design that adopts a workshop procedure. This activity is divided into three stages. In the first and second stages, classical discussions (supervision) were carried out which were guided by professionals. The topics of discussion are various online learning platforms that can be used by participants. In the third stage, participants practice developing and utilizing online learning platforms, then presenting them to supervisors and other participants. The results of this service activity indicate a significant increase in ICT competence, both at the level of knowledge acquisition, knowledge deepening, and knowledge creation. This can be seen from the increase in the score of the post-test results. This increase can facilitate the implementation of their obligations to provide appropriate education and teaching according to the characteristics of today's children. Abstrak Untuk mendukung Belajar Dari Rumah (BDR), guru SD di Kapanewon Kokap, Yogyakarta, memiliki keterampilan TIK yang rendah. Pengabdian ini berusaha meningkatkan kompetensi TIK guru SD di Kapanewon Kokap. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam desain penelitian tindakan yang mengadopsi prosedur workshop. Kegiatan ini terbagi ke dalam tiga tahap. Pada tahap pertama dan kedua, dilakukan diskusi klasikal (supervisi) yang dibimbing oleh profesional. Topik diskusi adalah berbagai platform pembelajaran online yang dapat digunakan oleh peserta. Pada tahap ketiga, peserta berlatih mengembangkan dan memanfaatkan platform pembelajaran online, kemudian mempresentasikannya kepada supervisi dan peserta lainnya. Hasil kegiatan pengabdian ini mengindikasikan adanya peningkatan kompetensi TIK yang signifikan, baik pada tingkat perolehan pengetahuan, pendalaman pengetahuan, maupun penciptaan pengetahuan. Hal ini terlihat dari peningkatan skor hasil post-test. Peningkatan tersebut dapat mempermudah pelaksanaan kewajiban mereka untuk memberikan pendidikan dan pengajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik anak-anak saat ini.
Komunikasi adalah proses menyampaikan pesan-pesan (Ilahiyah) kepada orang lain. Agar pesan tersebut bisa dipahami dengan baik, diperlukan adanya penguasan komunikasi yang efektif. Muhammad SAW sebagai seorang utusan Allah SWT, punya tugas utama membawa kabargembira dan memberi peringatan kepada seluruh umat manusia. Peran komunikasi yang ditugaskan kepada Muhammad SAW menuntutnya untuk memiliki sifat-sifat yang mulia agar apa yang disampaikan dapat diterima dan diikuti oleh masyarakat dan seluruh umat manusia. Ada banyak sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh komunikator memberikan teladan, komunikasinya efektif selalu dekat dengan masyarakat dan umatnya. Setiap komunikasi pembangunan menginginkan adanya perubahan nilai atau pun penggunaan suatu nilai lama untuk tujuan yang baru ( pembangunan mental dan material. perubahan dalam nilai maupun tujuan dengan sendirinya akan menginginkan perubahan sikap (attitude change) dari setiap anggotamasyarakat. Salah satu syarat yang terpenting dari komunikasi pembangunan adalah bahwa motivasi penduduk harus diketahui untuk dimanfaatkan dan dikaitkan dengan idea pembangunan. Mencermati essensi, tujuan dan mekanisme komunikasi pembangunan; ternyata ada titik singgung cukup besar yang mempertemukannya dengan dakwah. Dengan demikian kegiatan dakwah dapat kita lihat sama dengan komunikasi pembangunan. Jika komunikasi pembangunan mentransmisikan ide-ide dan gagasan-gagasan untuk kepentingan pembangunan, misalnya pembangunan manusia seluruhnya maka demikian pula halnya dengan dakwah yang banyak melakukan pembinaan ummat. Semua itu pada dasarnya mengacu serta berorientasi pada dasar pijakan yang mudah dipertemukan; sebab pada prinsipnya sama-sama untuk kepentingan serta kemaslahatan pembangunan masyarakat. Dengan demikian kegiatan dakwah sejalan dengan proses pembangunan secara menyeluruh. Kegiatan pembangunan sebagai suatu proses perubahan sosial dengan partisipasi yang luas dalam suatu masyarakat untuk kemajuan sosial dan keadilan serta kualitas lainnya. Dalam prosesnya, pembangunan masyarakat ini perlu disosialisasikan dan dikomunikasikan dengan baik. Komunikasi pembangunan secara khusus hadir sebagai jawaban atas hal itu.
Relief Sri Tanjung terpampang pada dinding luar pendapa teras ke-dua Candi Panataran, Blitar, Jawa Timur. Masyarakat meyakini, narasi relief tersebut mengangkat cerita legenda Banyuwangi zaman Jawa Pertengahan. Di dalam relief terlihat adanya figur-figur dalam lakon cerita Sri Tanjung berikut penanda pepohonan, hewan, atau bentuk alam lain dalam gaya dekoratif. Beberapa penelitian telah berusaha menafsir relief dari sisi yang lain. Tetapi Rupabheda hadir sebagai teori estetika yang menjadi dasar penafsiran yang baru. Melalui metode semiotika, relief diasumsikan sebagai representasi tanda dan simbol (terdiri atas signifier dan signified). Analisis dilakukan dengan menghubungkan unsur-unsur tersebut dengan denotatum, ground, and interpretant. Analisis Rupabheda berhasil menelaah pergeseran makna dari beragam tanda yang terdapat pada arca Hindu. Penelitian ini menemukan adanya kebaruan makna dalam identifikasi tokoh-tokoh di dalam relief. Visualisasi relief cerita Sri Tanjung telah menyamarkan ikon budaya Jawa Pertengahan dalam relief arca Hindu. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa relief Sri Tanjung telah memasukkan narasi cerita lokal yang berbeda dengan epik Mahabarata – Ramayana dalam situs bangunan Hindu
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.