Penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 menunjukkan prevalensi Skizofrenia di Indonesia sebanyak 7% per 1.000 rumah tangga. Cakupan indikator Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan Pengobatan dan Tidak Ditelantarkan (PGJMPTD) nasional sebesar 38,14%, dan Provinsi Sumatera Barat untuk indikator yang sama dengan angka 45,58% berada pada urutan provinsi keempat teratas dengan nilai 45,58%. Penelitian ini bertujuan membangun sistem terhadap indikator Skizofrenia secara tepat. Sistem yang dibangun dalam bentuk Sistem Pakar. Sistem Pakar merupakan kemampuan dari komputer mengubah pengetahuan-pengetahuan dari manusia ke dalam komputer dan dapat membantu menanggulangi permasalahan yang hanya bisa diselesaikan oleh pakar. Sistem pakar deteksi tingkat keparahan Skizofrenia merupakan sistem yang mengadopsi pengetahuan Psikiater dalam menentukan tingkat keparahan Skizofrenia seorang pasien kejiwaan. Sistem pakar ini dibuat dengan metode Forward Chaining. Tujuan dari Sistem Pakar ini adalah untuk membuktikan bahwa metode Forward Chaining dapat diimplementasikan dalam pembuatan Sistem Pakar ini. Selain itu, Sistem Pakar dapat memberikan manfaat untuk membantu seorang Psikiater dalam melakukan tes penentuan tingkat keparahan Skizofrenia pasien. Data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 data Rekam Medis pasien, berupa gejala-gejala penyakit serta data diagnosa pasien oleh dokter Spesialis  Kedokteran  Jiwa. Selanjutnya,  data  diolah  menggunakan  metode Inferensi Forward Chaining dan  di  disajikan  dalam bentuk  aplikasi dengan bahasa pemograman PHP. Hasil dari penelitian ini berupa 18 data valid dan 2 data tidak valid sehingga didapatkan nilai akurasi sebesar 90%. Sistem Pakar dengan metode Forward Chaining cocok daan dapat digunakan untuk mendeteksi tingkat keparahan penyakit Skizoprenia.