This study aims to determine the Effect of leadership sale and work discipline on service Quality and Employee Performance in the Investment Office and One-Stop Integrated service in Makassar city. The approach taken in this study was a quantitative approach with the path analysis method. The population in this study are employees at the Department of Investment and one-stop integrated service or the city of Makassar. Data collection techniques used observation, interviews, and questionnaires while data processing using SPSS (Statistical Product and Service solution) version 23. The results showed that there is a positive and significant influence of leadership style on service quality. There is a negative and insignificant influence of work discipline on service quality, there is a positive and significant influence of leadership style on employee performance, there is a negative and insignificant influence of work discipline on employee performance, there is a negative and significant effect of service quality on employee performance, there ia a positive and significant influence of leadership style on employee performance through quality service. There is a negative and insignificant influence of work discipline on employee performance through service quality.

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembongkaran muatan curah jenis concentrate di pelabuhan khusus PT. Smelting Gresik dan mencoba memberikan solusinya. Permasalahan tersebut mengakibatkan keterlambatan proses operasi kapal di pelabuhan sehingga proses produksi di perusahaanjuga menjadi kurang efektif dan efisien. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara kepada pihak terkait serta observasi langsung selama 9 bulan di MV. Arfianie saat sandar dan melakukan kegiatan pembongkaran di pelabuhan. Metode penelitian adalah kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil pengamatan, disimpulkan bahwa terdapat 2 penyebab kurang optimalnya pemakaian shore crane. Pertama, karena kurang terampilnya operator yang mengoperasikan shore crane. Kedua, karena faktor dari peralatan itu sendiri yang jumlahnya terbatas sehingga tingkat pemakaiannya cukup tinggi tetapi perawatannya kurang. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti merekomendasikan adanya pendidikan dan pelatihan untuk operator crane dan tenaga kerja bongkar muat serta jika memungkinkan diadakannya regenerasi dengan yang lebih muda dan profesional. Selain itu, juga harus dilakukan peningkatan perawatan secara berkala. Dengan demikian diharapkan tidak ada kendala lagi yang dapat menghambat operasional kapal maupun perusahaan itu sendiri.