Implikasi dari perkembangan dunia perbankan adalah munculnya berbagai jenis dan bentuk lembaga keuangan, salah satunya Perbankan Syariah. Konsep sistem yang diterapkan oleh Perbankan Syariah adalah bentuk bagi hasil antara nasabah dengan bank itu sendiri. Sistem ini tidak memperhitungkan sistem atau bisa juga disebut bank tanpa bunga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh Suku Bunga Deposito Per kapita, Inflasi dan Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap permintaan sukuk terhadap produk Sukuk Ritel di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi sebesar -0,331 (negatif) dan nilai signifikan (0,000) lebih kecil dari taraf signifikansi (0,05) yang menunjukkan bahwa nisbah bagi hasil berpengaruh negatif. Inflasi menghasilkan nilai t sebesar 4,972 dan memiliki tingkat signifikan 0,000 dimana nilai tersebut signifikan dengan signifikansi 0,05 dan lebih kecil dari 0,05. Dari hasil uji t dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap prediksi permintaan sukuk ritel. PDB per kapita menghasilkan nilai t sebesar 5,250 dan memiliki tingkat permintaan sukuk ritel yang signifikan sebesar 0,01 jika dibandingkan dengan derajat kesalahan yang telah ditentukan sebesar 0,05. Variabel ini signifikan. Dari hasil uji t dapat disimpulkan bahwa PDB per kapita berpengaruh positif signifikan. PDB per kapita berpengaruh positif dan signifikan dalam memprediksi permintaan Sukuk ritel. Hal ini menunjukkan bahwa pada periode 2012-2019 PDB perkapita positif yang meningkat dari tahun ke tahun menjadi indikator laju pertumbuhan ekonomi. Kata Kunci: Pengaruh Perkapita, Inflasi Deposito dan Produk Domestik Bruto, Permintaan Sukuk Di Indonesia