A 3D CSEM survey was acquired in a frontier deepwater area in SE-Asia to provide input for portfolio ranking and risk mitigation. The interpretation process of the 3D data set was heavily driven by 3D inversion. Various 3D inversion approaches were tested and the results demonstrated the importance of including anisotropy. Interpretations based on the isotropic 3D inversion differ from the interpretation of the anisotropic result, the latter coinciding with the pre-survey geomodel. The final interpretation of the CSEM data suggested significant hydrocarbon charge to be restricted to only one-third of the original prospect area, off the crest of the structure, reducing the potential of the prospect significantly.

No abstract

Abstrak. Data return saham adalah salah satu data deret waktu. Jika ingin melakukanpemodelan return, maka dapat dilakukan pemodelan deret waktu. Model rataan returnmenggunakan model Autoregressive Moving Average (ARMA). Sedangkan untuk memodelkanragam digunakan model Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity(GARCH). Setelah melakukan beberapa tahapan diperoleh model ARMA(1,0) danGARCH(1,1) sebagai model terbaik untuk data return saham Bank Central Asia. Sedangkanmodel terbaik untuk data return saham Bank Mandiri adalah model ARMA(0,1)dan GARCH(1,1). Model yang diperoleh digunakan untuk melakukan peramalan returndan volatilitas dalam pengukuran resiko. Salah satu alat ukur yang digunakan untukmengukur resiko adalah Value at Risk. Dari perhitungan resiko untuk kedua bank diperolehbahwa resiko maksimum Bank Mandiri lebih besar dari resiko maksimum BankCentral Asia.