Latar Belakang: Sepsis didefinisikan sebagai disfungsi organ yang disebabkan kegagalan homeostatis oleh respons tubuh yang tidak teratur dalam menghadapi infeksi sehingga mengancam jiwa. Hal ini menjadi ancaman diakibatkan angka harapan hidup bertambah sehingga terjadi peningkatan komorbiditas. Urosepsis adalah sepsis yang terjadi akibat infeksi pada urogenital, berupa respons inflamasi sistemik yang merupakan sekuele dari infeksi pada traktus urinarius, sering terjadi sebagai komplikasi lanjutan obstruksi, tumor saluran kemih, maupun stenosis dari saluran kemih juga pada tindakan invasif. Objektif: Kajian ini dilakukan untuk mengetahui tatalaksana dari kasus urosepsis. Metode: Penelitian ini merupakan tinjauan literatur sistematis. Pencarian dilakukan melalui empat pangkalan data, yaitu Pubmed, ScienceDirect, The Cochrane Central Register of Controlled Trials (CENTRAL), dan Turning Research Into Practice (TRIP). Masing-masing dari hasil penemuan diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi diikuti pedoman Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA), yang disintesis dalam bentuk matriks data, yang sebelumnya telah dilakukan telaah kritis. Hasil: Terdapat 18 jurnal artikel/studi kualitatif maupun kuantitatif yang termasuk dalam tinjauan literatur sistematis ini. Ditemukan bakteri patogen yang paling umum mendasari kasus urosepsis adalah bakteri gram negatif. Berdasarkan kegiatan tinjauan literatur sistematis, tatalaksana urosepsis memiliki tiga konsep pengobatan, yaitu terapi penggunaan antimikroba, terapi eliminasi serta spesifik, serta terapi tambahan. Kesimpulan: Tatalaksana urosepsis sendiri masih terus berkembang dari tahun ke tahun, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut terutama pada studi dengan sifat kualitatif.

Cardiac Arrest is a form of emergency due to malfunction of electrical waves in the heart that cause arrhythmias, so that the heart cannot pump blood to the brain, lungs, and other organs that can occur to anyone and at any time so that it needs proper and immediate treatment to be able to save the patient's life. In the case of hospitals, an activation code system to respond to cardiac arrest, called Code blue, was established to provide an appropriate, fast, and systematic Basic Life Support. The Code blue system  was formed by the local hospital by establishing a code blue system, including code blue teams, BLS equipment and equipment,   code blue activation   through communication systems in hospitals, and regular education and training to ensure quality control. Cardiac Arrest treatment is the ability to be able to detect and react quickly and correctly to restore the heart rate to a normal condition as soon as possible to prevent brain death and permanent death, The patient's chances of survival are reduced by 7 to 10 percent every minute that runs without cardiopulmonary resuscitation and defibrillation