Latar Belakang: Pre eklamsia menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu di Provinsi Jawa Timut dengan Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 mencapai 91,92 per 100.000 kelahiran penduduk. Kota Surabaya tercatat memiliki 72,99 per 100.000 kelahiran penduduk dengan pre eklamsia menjadi salah satu penyebab tingginya Angka Kematian Ibu (AKI). Peran tenaga kesehatan diperlukan untuk menurunkan jumlah kematian ibu di Kota Surabaya.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor sosiokognitif yang mempengaruhi kepatuhan bidan dalam penerapan SOP deteksi dini pre eklamsia di Kecamatan Kenjeran, Semampir, dan Tambaksari..Metode: Penelitian ini menggunakan crossectional study dengan variabel independen yang terdiri dari individual constraint, intention, organizational constraint, social influence, exemplary behavior, dan facilitating organization serta kepatuhan bidan terhadap penerapan SOP deteksi dini pre eklamsia sebagai variabel dependen. Analisis hubungan penelitian menggunakan cross tabulation dan analisis data menggunakan analisis binary logistic regression.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan variabel individual constraint dan exemplary behavior berpengaruh terhadap kepatuhan penerapan SOP deteksi dini pre eklamsia. Variabel tersebut memiliki p-value α<0,05. Selain itu, 28,9% dari 38 bidan yang dipilih kepatuhannya memiliki kepatuhan rendah terhadap penerapan SOP deteksi dini pre eklamsia, sedangkan 71,1% lainnya memiliki tingkat kepatuhan tinggi.Kesimpulan: Faktor sosiokognitif yang berpengaruh dalam penerapan SOP deteksi dini pre eklamsia ialah individual constraint dan exemplary behavior. Oleh karena itu, perlu adanya pembentukan tim pengendali mutu untuk memantau pelaksanaan SOP deteksi dini pre eklamsia agar ketidakpatuhan pada bidan tidak mengalami peningkatan.Kata kunci:deteksi dini pre eklamsia, faktor sosiokognitif, kepatuhan bidan.