Pendahuluan: Antibiotik menjadi salah satu jenis obat yang sering disalahgunakan dan berakibat terjadinya resistensi. Resistensi antibiotik meningkat karena pengetahuan yang tidak memadai serta penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Permasalahan penggunaan antibiotik ini berhubungan dengan kontribusi tenaga kesehatan. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa kesehatan Universitas Sahid Surakarta tentang penggunaan antibiotik. Metode: Penelitian termasuk non eksperimental (observasional), dengan rancangan penelitian metode survei menggunakan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kesehatan universitas sahid surakarta tentang penggunaan antibiotik Hasil: Mahasiswa kesehatan di Universitas Sahid Surakarta memiliki pengetahuan yang baik tentang antibiotik sebanyak 83%, pengetahuan tentang indikasi 41,7%, resistensi antibiotik 68,7%, antibiotik harus dengan resep dokter 67,7%, konsumsi antibiotik 50%, interaksi 41,7%, lupa minum obat 39,6%, kontraindikasi 79,2% serta efek samping 85,4%. Kesimpulan: Tingkat pengetahuan mahasiswa kesehastan Universitas Sahid Surakarta cukup baik.
Swamedikasi merupakan upaya yang sering dilakukan oleh seseorang dalam mengobati gejala sakit atau penyakit yang sedang dideritanya sebelum konsultasi kepada dokter. Swamedikasi akan berefek buruk kika terjadi kesalahan dalam mengenali gejala , pemilihan obat, dosis dan keterlambatan dalam mencari informasi. Sehingga hal ini dapat menjadi salah satu faktor terjadinya medication error. Batuk dan Flu seringkali terjadi pada kalangan anak-anak. Orang tua perlu mendapatkan pemahaman dan pengetahuan terkait swamedikasi batuk dan flu yang dapat dilakukan secara farmakologi dan tradisional. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan edukasi swamedikasi pada masyarakat. Kegiatan edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan edukasi masyarakat sekitar tentang swamedikasi batuk dan pilek pada anak. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah melalui edukasi menggunakan media brosur. Edukasi dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada peserta dan menghindari rasa panik jika anak mengalami batuk dan flu. Respon peserta terhadap pemberian edukasi baik dan hasil menunjukkan bahwa peserta memahami terkait swamedikasi batuk dan flu pada anak (95%).
Obat generik merupakan obat paten yang telah habis masa patennya sehingga di produksi semua perusahaan farmasi tanpa harus membayar royalti. Obat generik terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu obat generik bermerek dagang dan obat generik berlogo. Permasalahan yang terjadi pada masyarakat selama ini adalah mereka menganggap bahwa obat generik adalah obat yang murah dan tidak berkualitas. Hal itu di sebabkan oleh kurangnya edukasi dan sosialisai dasar lebih lanjut terhadap obat generik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan obat generik pada mahasiswa Universitas Sahid Surakarta. Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional deskriptif dengan rancangan cross-sectional. Variabel penelitian ini adalah tingkat pengetahuan obat generik. Responden penelitian ini mahasiswa yang terdaftar sebagai angkatan 2017. Teknik pengambilan sampel menggunakan non random sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan menampilkan peresentase tingkat pengetahuan 76-100% tingkat pengetahuan tinggi, 56-75% tingkat pengetahuan sedang dan 0-56% tingkat pengetahuan rendah. Hasil penelitian ini menunjukan tingkat pengetahuan obat generik pada mahasiswa Universitas Sahid Surakarta adalah tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 36 responden (51,43%), tingkat pengetahuan sedang sebanyak 19 responden (27,14%), dan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 15 responden (21,43%).Kata kunci : obat, generik, mahasiswa, pengetahuan
Pendahuluan: Saat ini Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia dimana selalu menempati urutan pertama penyebab kematian bayi. Provinsi Kalimantan Tengah merupakan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah titik api terbanyak akibat seringnya terjadi kebakaran hutan. Hal tersebut menyebabkan turunnya tingkat kesehatan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama pada anak balita (bawah lima tahun). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan serta kesesuaian jenis terapi antibiotik dan suportif yang diberikan pada pasien rawat inap balita di RSUD Kuala Kurun periode Juli-Desember 2019. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dianalisis secara deskriptif. Analisa kesesuaian terapi menggunakan pedoman Model Formulary For Children 2010 dan Pharmacetical Care untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan akut 2005. Hasil: Antibiotik yang paling sering diberikan pada pasien ISPA balita adalah sefotaksim sebanyak 45,9%, sedangkan obat untuk terapi suportif yang banyak digunakan adalah parasetamol sebesar 37,9%. Kesimpulan: Kesesuaian penggunaan obat ISPA berdasarkan Model Formulary for Children 2010 dan Pharmaceutical Care untuk penyakit infeksi saluran pernafasan tahun 2005 menunjukkan 83 (78,3%) pasien mendapatkan obat yang sesuai.
Penyakit tidak menular (PTM) termasuk dalam masalah kesehatan yang menjadi perhatian dalam dunia kesehatan karena merupakan salah satu penyebab dari kematian. Upaya yang dilakukan dengan cara mengendalikan pola hidup sehat bagi masyarakat untuk meningkatkan kesehatan yaitu dengan cara promosi kesehatan. Promosi kesehatan dengan memberikan sosialisasi Program CERDIK Obat pada masyarakat, pesan dapat disampaikan melalui media brosur. Apotek merupakan tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran sediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek merupakan fasilitas kesehatan yang sangat dekat dengan masyarakat dan mudah untuk dijangkau. Kegiatan sosialisasi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat yang lebih luas setelah mendapat penyuluhan melalui brosur Metode pendekatan yang dilakukan dalam sosialisasi dengan menggunakan media brosur. Proses sosialisasi dilakukan dengan memberikan brosur kepada pasien yang datang ke Apotek Inbe Farma. Setelah diberi pemaparan pasien diminta untuk mengkonfirmasi ulang informasi yang diberikan. Harapannya pasien dapat memahami dan dapat berbagi informasi pada keluarga dan masyarakat sekitar. Dari latar belakang peserta yang berbeda-beda berpengaruh pada pemahaman Program tersebut. Beberapa pasien yang datang masih ada yang belum paham mengenai mpola sehat Program CERDIK. Selain itu terdapat masyarakat yang memang sudah paham dan menerapkan pola hidup Program CERDIK.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.