Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh seluruh dunia khususnya negara berkembang. Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesiamemprioritaskan pengentasan kemiskinan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dan RPJMN 2020-2024, khususnyadi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai provinsi dengan persentase penduduk miskin tertinggi ketiga di Indonesia. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah melakukan analisa terhadap rumahtangga miskin sector pertanian di NTT tahun 2020, mengingat sebagian besar rumahtangga miskin di NTT berasal dari sektor pertanian.  Hasil analisis regresi logistik biner menggunakan data Susenas Maret 2020 menunjukkan bahwa usia Kepala Rumah tangga (KRT), pendidikan KRT, jumlah ART, akses terhadap kredit usaha, akses internet, dan subsektor pertanian berpengaruh signifikan sedangkan jenis kelamin KRT dan kepemilikan lahan tidak berpengaruh signifikan terhadap status kemiskinan rumah tangga sektor pertanian di NTT tahun 2020.Untuk mengatasi kemiskinan pada rumah tangga pertanian di NTT maka pemerintah perlu mengevaluasi program wajib belajar 12 tahun dan keluarga berencana dengan cukup 2 anak di NTT mengingat kecenderungan menjadi miskin lebih besar terjadi pada rumahtangga dengan pendidikan KRT SMP ke bawah, jumlah ART minimal 4 dan usia KRT lebih muda. Selain itu diperlukan pengembangan usaha pertanian pada sektor yang lebih produktif dengan kemudahan akses terhadap kredit usaha dan TIK untuk menjangkau pasar yang lebih luas.