No abstract

Corona virus 19 (COVID-19) menjadi permasalahan di semua belahan dunia. Keyakinan individu tentang ancaman COVID-19 dan manfaat  berperilaku sehat dapat mempengaruhi praktiknya dalam mencegah COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi keseriusan dan manfaat berperilaku dengan praktik hidup  sehat yang dapat mencegah individu dari infeksi COVID-19. Penelitian dilaksanakan di D.I. Yogyakarta menggunakan rancangan penelitian cross sectional study.  Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan google form melalui media sosial. Teknik sampel concecutive dan snowball yang diambil dari tanggal 30 Juni – 8 Juli 2020.  Jumlah sampel sebanyak 122. Kriteria inklusi yaitu berusia 15-65 tahun, memiliki handphone dengan aplikasi Whatsapp dan bersedia mengisi google form. Analisis data dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan penelitian confidence interval 95% (α = 0,05). Lebih dari separuh (62.2%) responden memiliki persepsi keseriusan positif dan sebagian besar (86.1%) memiliki persepsi manfaat positif. Hanya separuh (50.8%) responden memiliki perilaku pencegahan baik. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi keseriusan pencegahan COVID-19 dengan perilaku pencegahan p = 0.816 (p>0.05). Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi manfaat pencegahan dengan perilaku pencegahan COVID-19 p = 0,049. Penelitian ini tidak dapat membuktikan teori health belief model bahwa individu yang merasa terancam terhadap suatu penyakit, akan mempraktikkan perilaku pencegahan. Hal ini diduga karena adanya faktor x misalnya faktor desakan ekonomi.

Gadget memberi kemudahan banyak hal. Namun gadget juga membawa dampak negatif . Keterikatan pada gadget akan menyebabkan remaja kurang mampu untuk merespon yang terjadi sekitarnya sehingga akan mengganggu dalam bersosialisasi. Remaja merupakan satu fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik, psikis maupun intelektual. Sifat khas remaja adalah mempunyai rasa ingin tahu, menyukai tantangan dan berani menanggung risiko tanpa didasari pertimbangan yang matang. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan keterampilanremaja dalam mengakses internet secara sehat dan aman. Pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja mengenai dampak positif dan negatif gadget dan upaya pencegahan dampak negatif. Pendekatan menggunakan contextual learning dengan metode interaktif. Sasaran kegiatan ini adalah remaja di Desa Hargobinangun, Pakem,Sleman, DIY. Materi pendidikan meliputi pengertian gadget, dampak positif dan negatif gadget serta upaya untuk mencegah efek negatif gadget. Kegiatan diikuti oleh 18 peserta dengan mayoritas berjenis kelamin perempuan dalam rentang usia 15-19 tahun dengan pendidikan SMA/MAN/SMK. Hasil Uji Wilcoxon diperoleh P; 0,001 (ɑ < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat pengetahuan tentang gadget sebelum dan sesudah penyuluhan.

Bencana meletusnya Gunung Merapi pada tahun 2010 menelan korban jiwa sebanyak 223 meninggal dunia.Kesiapsigaan sekolah sekolah menjadi strategi yang efektif dalam upaya mengenali tanda bencana sehingga dapat meminimalisasi korban.Tujuan penelitian untuk mengetahui kesiapsiagaan sekolah menghadapi bencana gunung meletus. Desain penelitian  One group pretest posttest. Sampel berjumlah 41 responden dengan menggunakan teknik purposive samping. Analisis hasil penelitian menggunakan uji  Wilcoxon. Hasil  penelitian menunjukan sebelum intervensi 65,9% siap menghadapi bencana gunung meletus, setelah diberi intervensi  85.4% siap menghadapi bencana gunung meletus. Kesimpulan secara statistik ada peningkatan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung meletus terhadap kesiapsiagaan siswa SDN Umbulharjo 2 setelah diberi intervensi  dengan  P-value 0,000 < α (0,05).