This study used a sample of 30 employees of Raharja College, Cikokol, Tangerang which were taken randomly to test the effect of the quality of human resources, job evaluation, incentives on employee productivity. The survey method with path analysis technique was used to analyze the pattern of relationships between variables with the aim of knowing the direct or indirect effect of a set of independent variables (exogenous) on the dependent variable (endogenous) with data analysis using the smart PLS 3.0 version software. The results show that the quality of human resources has a positive effect on employee productivity with a path coefficient value of 0.145, the quality of human resources has a positive effect on incentives with a path coefficient value of 0.121, incentives have a positive effect on productivity with a path coefficient value of 0.784, while performance evaluation has no positive effect on employee productivity with a path coefficient value of -0.103. It can be said that all the hypotheses in this study only one that does not have a positive effect while the rest have a positive effect. From the results of the data analysis, it can be seen that the quality of human resources directly affects employee productivity at Raharja College. Thus, the hypothesis which states that the quality of HR has a direct effect on employee productivity is accepted.

Teknologi kini melahirkan kecerdasan-kecerdasan buatan yang baru telah membawa transformasi bisnis ritel terhadap preferensi konsumen menjadi lebih mudah dalam menentukan pilihan untuk mengkonsumsi barang dan jasa. Studi ini mengembangkan dan menguji secara empiris model hubungan antara retail intelligence dan retail innovation terhadap customer preference dengan variabel antara customer experience. Metode penelitian menggunakan teknik purposive sampling dengan model structural equation modeling (SEM). Teknik pengambilan sampel secara probability sampling dengan simple random sampling, dengan metode survei menggunakan google forms kepada sejumlah 100 orang responden di kota Tangerang. Berdasarkan hasil uji t-value pada model struktural menunjukkan retail innovation mampu membangun customer experience dengan baik. Sementara model struktural lainnya yang diajukan dalam penelitian ini belum mampu menunjukkan pengaruh signifikan. Sehingga, kelemahan tersebut dapat kembangkan pada penelitian selanjutnya.

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pada PT. Ayam Penyet Joko Medan. Populasi dalam penelitian yaitu Pelanggan PT. Ayam Penyet Joko Solo Medan yang berjumlah 50 responden, sedangkan teknik penentuan dengan sampel purposive sampling. Adapun sumber data dalam penelitian ini dari data primer dan data sekunder. Dimana data primer dari observasi, wawancara dan kuesioner. Sedangkan data sekunder dapat dari data yang sudah didokumentasikan. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda. Hasil analisis regresi berganda yaitu Y = 21.533 + 0,284x + e yang menunjukkan Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Sedangkan hasil uji (t) atau uji parsial menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dimana dapat dilihat nilai t hitung 3,795> t tabel 2,026serta variabel budaya organisasi juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dimana dapat dilihat nilai t hitung 2,573> t tabel 2,026. Hasil koefisien determinasi dengan nilai regresi korelasi sebesar 0,841 artinya secara bersama-sama Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Astra Credit Companies Cabang Medan II memiliki kontribusi pada taraf yang erat dan positif. Dimana nilai (R ) sebesar 0,691 (69,1%). Sehingga dapat dikatakan bahwa 69,1% variasi variabel terikat yaitu gaya kepemimpinan dan budaya organisasi pada model dapat menjelaskan variabel kinerja karyawan Pada PT. Astra Credit Companies Cabang Medan II Sedangkan sisanya sebesar 30,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Adapun variabel lain yang mempengaruhi pengalaman kerja yakni kemampuan dan sebagainya.

The importance of maintaining Financial System Stability is the basis for economic sustainability. One of the pillars of national economic resilience is the role of the household sector as a fundamental object so that supply and demand reach an equilibrium point. Household financial behavior is closely related to income levels and household credit behavior towards Financial System Stability. Therefore, the aim of this study is to determine whether there is an effect of financial behavior in the household sector on financial system stability. Data collection using purposive sampling method was carried out using a questionnaire through the help of Google Forms application to 400 households in the Tangerang area. The analytical tool used is Structural Equation Modeling (SEM) with SmartPLS 3. 0 to explain the correlation between endogenous and exogenous variables. The loading factor results indicate that the value of financial behavior is 0.285, household income is 0.232 and household credit behavior is 0.229 has a significant effect on the financial stability system. Meanwhile, the value of financial behavior is 0.599 on household income and the value of financial behavior is 0.588 on household credit behavior which has a direct effect.

Dalam perkembangan industri saat ini selalu mengikuti perkembangan teknologi, tetapi juga industri tidak terlepas dari penggunaan biaya tenaga kerja langsung, sehingga suatu perusahaan dapat tercapai suatu tujuan untuk mendapatkan laba yang maksimal. Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa. Penelitian bertujuan untuk bisa mendapatkan informasi yang akurat dalam pelaksanaan suatu kegiatan apakah terjadi kekeliruan antara biaya tenaga kerja langsung standar pada biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode analisis, sehingga peneliti bisa mengetahui perbedaan biaya tenaga kerja langsung yang telah ditetapkan diawal produksi pada biaya tenaga kerja yang sesungguhnya.