Objective: This study aimed to evaluate the effect of catfish (Pangasius hypophthalmus) oil on hs-CRP and transthyretin levels of undernourished Wistar rats. Methods: Thirty male Wistar rats were divided into five equal groups. Healthy control (KN) is normal rats that consumed a standard diet only and negative control (K-) is undernourished rats that consumed a protein-free diet only. Undernourished rats that consumed a protein free diet and catfish (Pangasius hypophthalmus) oil at doses 0.020 ml/200 g-body-weight/d, 0.040 ml/200 g-body-weight/d and 0.060 ml/200 g-body-weight/d were classified to P1, P2 and P3 groups, respectively. Hs-CRP is a parameter to evaluate inflammatory condition. Transthyretin and body weight are parameters for measuring nutritional status. Results: Treatment of catfish (Pangasius hypophthalmus) oil on P3 group significantly increases body weight of rats (p<0.05) compare to K-, P1 and P2 groups. There were significant difference of hs-CRP levels in P1, P2 and P3 groups (p<0.05) compare to K-. Hs-CRP levels in P1, P2 and P3 groups compared lower to K-but higher than KN. The mean value of hs-CRP levels in the P3 group (dose 0.060 ml/200 g-body-weight/d) was lower than the other treatment groups. Otherwise, there were no significant difference of TTR levels in P1, P2 and P3 group (p>0.05) compared to K-. Conclusion: The present study showed that catfish (Pangasius hypophthalmus) oil has the potential effect to increase body weight and reduce inflammatory biomarker (hs-CRP) levels but has no effect to increase TTR levels in undernourished Wistar rats.

Angka kesakitan dan kematian pada neonatus di negara berkembang tergolong tinggi, penyebab utamanya adalah BBLR. Provinsi Kalimantan Timur sendiri untuk proporsi kejadian BBLR tergolong lebih tinggi yaitu 7%. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya BBLR diantaranya adalah anemia pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan kejadian berat badan lahir rendah. Penelitian ini menggunakan studi desain case control. Terdapat total 106 responden dalam penelitian ini yang kemudian dibagi menjadi 53 responden kasus dan 53 responden kontrol. Data yang didapatkan merupakan data rekam medis ibu pada tahun 2020-2021 di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.. Hasil menunjukkan korelasi positif (p=0,000; OR=0,876) yang berarti terdapat hubungan bermakna antara anemia pada ibu hamil dengan kejadian BBLR. Ibu hamil dengan anemia beresiko 8 kali melahirkan bayi dengan BBLR dibandingkan dengan ibu hamil tidak anemia.

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan salah satu parameter yang paling banyak digunakan dalam menentukan kriteria proporsi tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar HbA1c pada penderita DM tipe II. Rancangan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode Observasional Analitik. Menggunakan desain cross sectional study pada penelitian ini, Teknik pengambilan sampel adalah Total Sampling sebesar 100 responden dan menggunakan analisis Pearson untuk analisis data. Uji Pearson tidak ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar HbA1c dengan nilai p = 0,063 (p < 0,05). Tidak ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar HbA1c

The fitness of Indonesian athletes in general is relatively low which ultimately has an impact on achievements that never improve or even worsen at all levels, both at the regional, national and international levels. This study aims to determine the relationship between nutritional status and food intake with the level of physical fitness of athletes at the Samkot Samarinda Football School. This study used an analytic observation design with a cross sectional design. The sample in this study were 50 people aged 13-15 years who were taken by simple random sampling. The statistical test used is the Chi Square test. There is a significant relationship between nutritional status and physical fitness (p=0.011) while in food intake there is no significant relationship between energy intake (p=0.138), protein (p=0.345), fat (p=0.829) and carbohydrates (p = 0.781) with physical fitness. There is a significant relationship between nutritional status and physical fitness. There was no significant relationship between energy, protein, fat and carbohydrate intake with physical fitness in the Samkot Samarinda Football School (SSB) Students.

BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) 60-80% berkontribusi pada terjadinya kematian bayi baru lahir dan memiliki risiko 20 kali kematian pada bayi. Indonesia adalah negara diposisi ketiga untuk presentase tertinggi kasus BBLR di dunia yaitu sebesar 11,1% dan menempati posisi kedua untuk kawasan Asean yaitu sebesar 19%, Kasus BBLR di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2018 ditemukan sebanyak 7% kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi ibu dan jarak kelahiran dengan kasus berat badan lahir rendah (BBLR). Rancangan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode Observasional Analitik. Sampel sebanyak 104 responden yang dikategorikan menjadi BBLR, BBLSR dan BBLER. Hasil uji Spearmans terdapat hubungan antara status gizi ibu dengan kasus berat badan lahir rendah (BBLR) dengan nilai p = 0.000 (p< 0.05) dan r = 0.099 dan terdapat hubungan antara jarak kelahiran dengan kasus berat badan lahir rendah (BBLR) dengan nilai p = 0.000 (p< 0.05) dan r = 0.296 yang berarti terdapat hubungan antara status gizi ibu dan jarak kelahiran dengan kasus BBLR. Terdapat hubungan antara status gizi ibu dan jarak kelahiran dengan kasus BBLR.