Pasar tradisional merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian suatu negara, namun pada saat ini kondisi pasar tradisional terancam dikarenakan semakin berkembangnya pasar modern, dan juga e-comerce. Selain itu adanya visualisasi pasar tradisonal yang buruk di tengah masyarakat menjadi ancaman. Permasalahan yang diteliti adalah implementasi kebijakan revitalisasi pasar tradisional nambangan di Kota Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan revitalisasi pasar tradisional nambangan di Kota Surabaya dengan menggunakan teori tahapan implementasi menurut (Tachjan, 2006). Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, metode pengumpulaan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan yaitu sumber primer dan sekunder. Analisis data yang digunakan model interaktif menurut Miles dan Huberman (1992). Pelaku utama kebijakan revitalisasi fisik maupun manajemen yaitu koordinator PNS dan pendamping pasar melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro yang turut serta melibatkan instansi lainnya dalam pelaksanaan kebijakan. Para pelaku kebijakan yang terlibat melaksanakan tupoksinya dengan menggunakan metode dan prosedur yang telah ditentukan. Pengawasan pada kebijakan berlangsung dilaksanakan setiap hari dan pada revitalisasi fisik instansi yang terlibat telah melaksanakan tupoksi dengan baik, dan pada revitalisasi manajemen perlu adanya pengawasan yang ketat. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu revitalisasi fisik telah terlaksana dengan baik yang ditunjukkan dengan semua instansi yang terlibat mampu melaksanakan tupoksinya dengan baik. Sedangkan revitalisasi manajemen masih perlu dilakukan perbaikan untuk hasil yang lebih optimal. Peneliti mengemukakan saran lebih lanjut yang dapat dilakukan terkait dengan revitalisasi manajemen pasar yaitu pengelola pasar nambangan melakukan sistem pengawasan maupun monitoring lebih ketat. Kata Kunci: Implementasi, Kebijakan, Revitalisasi, Pasar Tradisional