In Indonesia, there is a tradition, that if the parents of the bride and groom die before the wedding time, then the marriage is carried out in front of the body before the body is buried. This article discusses in-depth marriage in front of the corpse from the perspective of Islamic law. This research is a field study conducted in the village of Ngingas, Waru, Sidoarjo. Data is collected through interviews, observations, and documentation. The study concluded that one of the cases of marriage in front of the body that occurred in the village of Ngingas was that the father of the bride-to-be died before her child married on a specified schedule. Therefore, marriage mating is carried out in front of the body by presenting brides-to-be, guardians, and witnesses. The wedding is done in honor of the body and because there is a belief that if there is death then the family of the deceased should not perform marriage and the like in the next year because it is still in a period of mourning. Therefore the marriage must be rushed or postponed after one year. In this case, the bride's family chooses to move the marriage by holding a contract in front of the deceased's body. Based on Islamic law, the marriage does not conflict with Islamic law and the law is valid because it has fulfilled the pillars and conditions of marriage. However, the marriage must be recorded in accordance with the marriage law in Indonesia. Keywords: Marriage, corpse, tradition, Islamic law. Abstrak: Di Indonesia terdapat tradisi, jika orang tua calon pengantin meninggal sebelum waktu pernikahan, maka perkawinan dilakukan di depan jenazah sebelum jenazah dimakamkan. Artikel ini membahas secara mendalam tentang perkawinan di depan jenazah dalam perspektif hukum Islam. Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang dilakukan di desa Ngingas, Waru, Sidoarjo. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa salah satu kasus perkawinan di depan jenazah yang terjadi di desa Ngingas adalah ayah calon mempelai perempuan meninggal sebelum anaknya menikah pada jadwal yang ditentukan. Karena itu, perkawinan dilakukan di depan jenazah dengan menghadirkan calon pengantin, wali dan saksi. Pernikahan dilakukan untuk menghormati jenazah dan karena ada keyakinan bahwa jika ada kematian maka hendaknya keluarga almarhum tidak melakukan hajat perkawinan dan sejenisnya dalam setahun ke depan karena masih dalam masa berduka. Karena itu perkawinan harus disegerakan atau diundur setelah satu tahun. Dalam hal ini, keluarga mempelai memilih menyegerakan perkawinan dengan mengadakan akad di depan jenazah almarhum. Berdasarkan hukum Islam, perkawinan tersebut tidak bertentangan dengan hukum Islam dan hukumnya sah karena telah memenuhi rukun dan syarat perkawinan. Meski demikian perkawinan tersebut harus dicatatkan agar sesuai dengan hukum perkawinan di Indonesia. Keywords: Perkawinan, jenazah, tradisi, hukum Islam.
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan Model ASSURE Kelas VII B SMP Negeri 3 Kasihan Bantul. Subjek yang dikenai tindakan yaitu kelas VII B dengan jumlah 32 siswa (Laki-laki 16 dan Perempuan 16). Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan Siklus Model spiral Kemmis dan Taggart yaitu rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. Teknik dalam pengumpulan data yaitu observasi, angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan Kualitatif (Data Reduksi, Data Display dan Penarikan kesimpulan) dan Kuantitatif. Berdasarkan pada hasil penelitian maka, upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII B melalui beberapa cara : Temuan Pra Siklus menunjukkan bahwa antusias siswa saat mengikuti pembelajaran rendah karena, ditemui ketidaksiapan siswa dalam mengikuti pelajaran, siswa masih bercanda ketika pelajaran, siswa masih enggan untuk bertanya, kurangnya kesadaran siswa untuk mencatat materi yang disampaikan dan ketidaktepatan siswa dalam pengumpulan tugas serta hasil angket yang diperoleh Pra Siklus siswa yang minimal termotivasi 62,5%. Pada Siklus I dan Siklus II menggunakan Model ASSURE melalui beberapa cara : tahap perencanaan guru menganalisis karakteristik siswa untuk mengetahui pembelajaran yang diinginkan siswa, menentukan tujuan pembelajaran, memilih metode, media dan materi. Pada pelaksanaan kegiatan belajar guru menyampaikan materi menggunakan power point yang disertai gambar serta melibatkan siswa secara aktif dengan diskusi. Evaluasi dan refleksi yang dilakukan pada Siklus I kurang memuaskan karena masih ditemui kendala : siswa masih ragu untuk mengajukan pertanyaan, konsentrasi kurang, saling tunjuk antar kelompok ketika akan menyajikan hasil diskusi serta kepercayaan diri yang masih rendah serta hasil angket motivasi belajar Siklus I siswa yang minimal termotivasi 68,75% dengan perbandingan dari Pra Siklus ke Siklus I sebesar 6,25%. Meskipun terjadi peningkatan tetap masih diperlukan perbaikan ke Siklus II dan kegiatan pembelajaran berjalan baik: siswa menjadi antusias, konsentrasi dan kepercayaan diri siswa meningkat ketika menyajikan hasil diskusi serta meningkatnya kesadaran kelompok lain untuk menghargai ketika ada yang presentasi serta hasil angket motivasi belajar Siklus II siswa yang minimal termotivasi 78,12% dengan perbandingan Siklus I ke Siklus II sebesar 9,37%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.