Manufacturing of biodegradable plastic has been conducted by blending polypropylene plastic waste and durian seed starch. Polypropylene plastic waste was refluxed by xylene solvent and durian seeds starch was prepared by precipitation method with hard water and aquadest. The composition of blends were 94:6, 92:8, and 90:10 (%w/w
ABSTRAKPembuatan plastik biodegradabel dari limbah plastik polipropilena dan pati biji durian dilakukan dengan membuat serbuk limbah plastik polipropilena dengan metode refluks dengan pelarut xilena dan pemisahan pati biji durian dengan metode perendaman dengan air sadah dan akuades. Variasi komposisi massa antara limbah plastik polipropilena dan pati dari biji durian yaitu 94:6, 92:8, dan 90:10 (% b/b). Hasil plastik biodegradabel yang diperoleh dikarakterisasi sifat mekanik dan termalnya. Plastik biodegradabel dari limbah plastik polipropilena dan pati biji durian dengan perbandingan 94:6 merupakan perbandingan yang sesuai dan memenuhi karakterisasi uji yang diharapkan. Hal tersebut dapat disimpulkan berdasarkan uji yang telah dilakukan yaitu dari hasil uji kekuatan tarik diperoleh 25,722 N/m 2 dan kemuluran 5,292%. Analisis sifat termal menunjukkan hasil titik lebur pada suhu 163,68°C dan suhu terdekomposisi diperoleh 445,62 o C.Kata kunci: plastik biodegradabel, limbah plastik polipropilena, pati biji durian, karakteristik.
PENDAHULUANIntensitas penggunaan plastik sebagai kemasan semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya keunggulan plastik dibandingkan bahan kemasan yang lain. Plastik jauh lebih ringan dibandingkan gelas atau logam dan tidak mudah pecah. Bahan ini bisa dibentuk lembaran sehingga dapat dibuat kantong atau dibuat kaku sehingga bisa dibentuk sesuai desain dan ukuran yang diinginkan. Penggunaan plastik sebagai bahan pengemas menghadapi berbagai persoalan lingkungan, yaitu tidak dapat diuraikan secara alami oleh mikroorganisme di dalam tanah, sehingga terjadi penumpukan sampah palstik yang menyebabkan pencemaran dan kerusakan bagi lingkungan. Kelemahan lain adalah bahan utama pembuat plastik berasal dari minyak bumi, yang keberadaannya semakin menipis dan tidak dapat diperbaharui. Seiring dengan persoalan ini, maka penelitian bahan kemasan diarahkan pada bahanbahan organik, yang dapat dihancurkan secara alami dan mudah diperoleh (Anita dkk., 2013).Teknologi kemasan plastik biodegradabel adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk keluar dari permasalahan penggunaan kemasan plastik yang nondegradabel (plastik konvensional),
Regarding its geographical location, West Sumatra is an area prone to earthquakes. The solution to this condition is by mitigating the effects through the construction of earthquake-resistant buildings. Earthquake-resistant buildings may be constructed by replacing polymeric materials with characteristics of light, durable and good flexibilities. One of which by replacing stone as common building structure with composite material. Composite wall panels that are expected to be utilized to construct a resistant building, are made by mixing polypropylene plastic waste with coconut fiber and primary sludge from paper mill waste. The mixing method was performed using an extruder (dry mixing with heat). Composition of coconut fiber, primary sludge, and paper mill waste were 20:20:60, respectively based on the previous study. Method for casting composite wall panels was performed using hot-press. The composite wall panels showed a flexural properties of 9.6 N/mm 2 , modulus of elasticity of 2,640 N/mm 2 , melt temperature at 161.21 o C, combustion point at 463.55 o C, decomposition point at 476.99 o C, carbon residue of 15.1%, density of 1.093 g/cm 3 , thickness swelling of 0.104%, internal bond strength of 0.61 N/mm 2 , a good morphochemical interaction and following EN 634-2-2007 standard.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.