This study aims to analyze students' mathematical logical thinking skills in terms of mathematical anxiety when carrying out offline learning again. Descriptive qualitative is used as a method in this research. Data was collected by providing instruments in the form of a mathematical anxiety questionnaire and a test of the mathematical logical thinking ability and equipped with the results of observations, interviews, and documentation. 8 thgrade students were selected to be the subjects in this study. Subjects were selected using a purposive sampling technique based on the results of a mathematics anxiety questionnaire. The results of this study indicate that the mathematical logical thinking ability of students who have low, medium, and high anxiety is different on each indicator. Students with high math anxiety are able to solve problems coherently and draw conclusions correctly, while students with moderate math anxiety only answer questions with simple mathematical operations, and students with high math anxiety are unable to solve problems.Abstrak: Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir logis matematis siswa yang ditinjau dari kecemasan matematika ketika melaksanakan pembelajaran luring kembali. Kualitatif deskriptif digunakan sebagai metode dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan instrumen berupa angket kecemasan matematika dan tes uraian kemampuan berpikir logis matematis serta dilengkapi dengan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Siswa kelas VIII dipilih untuk menjadi subjek dalam penelitian ini. Subjek dipilih menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan hasil angket kecemasan matematika. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir logis matematis siswa yang memiliki kecemasan rendah, sedang, dan tinggi itu berbeda-beda pada setiap indikatornya. Siswa dengan kecemasan matematika tinggi mampu menyelesaikan soal secara runtut dan menarik kesimpulan dengan tepat, sedangkan siswa dengan kecemasan matematika sedang hanya menjawab soal dengan operasi matematika sederhana dan siswa dengan kecemasan matematika tinggi tidak mampu menyelesaikan soal.