Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil perbandingan analisis kualitas soal kemampuan membedakan rangkaian seri dan rangkaian paralel melalui pendekatan teori tes klasik dan model Rasch dilihat dari aspek validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, serta daya pembeda soal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan proses pengambilan data dilakukan pada bulan Februari 2020. Data diperoleh melalui metode dokumentasi berupa 40 butir soal pilihan ganda dengan dua opsi jawaban dan diujikan kepada 195 orang mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Mataram. Data dianalisis dengan pendekatan teori tes klasik menggunakan SPSS 18.0 dan model Rasch dengan software Winstep. Kualitas soal dari aspek validitas dengan pendekatan teori tes klasik diperoleh 30 soal yang dikategorikan valid dan 10 soal dianggap tidak valid sedangkan dengan model Rasch diperoleh 5 soal kategorikan valid dan 35 soal dikategorikan tidak valid. Nilai reliabilitas Cronbach Alpha (KR-20) soal tes melalui pendekatan teori tes klasik adalah 0,470 (buruk) dan nilai reliabilitas Cronbach Alpha (KR-20) pada model Rasch adalah 0,640 (cukup) dengan nilai Person Reliability sebesar 0,60 (lemah) dan Item Reliability sebesar 0,97 (istimewa). Rata-rata indeks tingkat kesukaran soal pada pendekatan teori tes klasik adalah 0,631 dengan kategori sedang, sedangkan hasil analisis tingkat kesukaran berdasarkan model Rasch menunjukkan terdapat empat kategori tingkat kesulitan butir soal yaitu 7 soal yang termasuk sangat mudah, 13 soal mudah, 15 soal sulit, serta 5 soal sangat sulit. Daya pembeda butir soal dengan pendekatan teori tes klasik berada pada kategori buruk (20 item), kategori cukup 19 butir soal, serta 1 item dengan kategori baik. Daya pembeda butir soal dari pemodelan Rasch diperoleh 8 (delapan) kelompok butir soal yang didasarkan pada indeks separasi butir soal (H=8,28).
Lebih tertariknya anak-anak kepada smartphone daripada materi belajar yang dijelaskan oleh pendidik tentunya menuntut para pendidik untuk mencari cara lain dalam menarik minat peserta didik untuk belajar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan pendidik dalam mengatasi masalah ini adalah mengembangkan media pembelajaran berbasis game. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengembangkan game edukasi “Kata Fisika” berbasis Android sebagai media pembelajaran anak sekolah dasar pada konsep gaya, (2) Mengetahui penilaian kelayakan oleh ahli media dan ahli materi terhadap game edukasi “Kata Fisika” berbasis Android yang dikembangkan untuk anak sekolah dasar, dan (3) mengetahui peniaian dan respon peserta didik terhadap game edukasi “Kata Fisika” berbasis Android sebagai media pembelajaran untuk anak sekolah dasar pada materi konsep gaya. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dan model yang digunakan yaitu model pengembangan 4-D yang terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define (mendefinisikan); (2) Design (merancang); (3) Develop (mengembangkan); dan (4) Disseminate (penyebaran). Analisis data dilakukan secara kualitatif. Hasil pengembangan diperoleh game edukasi yang telah divalidasi oleh ahli media dan dinyatakan layak dengan skor rata-rata 3,88, ahli materi dengan kategori layak dengan skor rata-rata 3,39, dan berdasarkan hasil penilaian oleh pengguna (peserta didik) diperoleh bahwa game edukasi ini dinyatakan sangat baik untuk dikembangkan lebih lanjut dengan skor rata-rata 4,15. Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh bahwa game edukasi “Kata Fisika” berbasis Android dikategorikan layak dan bisa digunakan pada pembelajaran IPA materi Konsep Gaya pada peserta didik Sekolah Dasar.
Abstract. The aim of this study is to investigate the difficulties experienced by students on the concept of Newton's Law of Motion.The method used is descriptive analysis with a sample of 14 students who take Mechanics Course on Physics Education Study Porgram, Faculty of Teacher Training and Education of Samawa University. The data was collected by essai test. Based on the test result show that (1) students have difficulty in integrating mathematical equation. (2) students was unable to operated integration and differentiation related to trigonometric function. (3) students have not understood the concept of potential in conservative force field.
Higher Order Thinking Skills (HOTS) are essential skills for prospective teachers in the 21st century. HOTS in the cognitive domain includes the ability in analyzing (C4), evaluating (C5), and creating (C6). In the process of mastering HOTS, one must know first what level of thinking skills he/she has. Therefore, this study aims to measure the achievement of the cognitive thinking skills of students of the Physics Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education University of Samawa. The measurement used test instrument in the form of essay test, then the results of the thinking skills achievement for each cognitive domain of students divided into three categories (low, medium and high). The result of the student’s achievement of the cognitive thinking skills obtained by students were in low category of 55%, the medium category of 11%, and 34% in the high category for mastering lower-order thinking skills (LOTS), while for HOTS, 100% was in low category and it can be concluded that the achievement of students' cognitive thinking skills is still in lower-order thinking skills.
: Kurangnya minat belajar mahasiswa dalam perkuliahan Elektronika Dasar di Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Samawa menyebabkan ketidakmampuan mahasiswa dalam memahami berbagai konsep dasar dalam Rangkaian Elekronika yang selanjutnya berdampak pada hasil belajar mahasiswa. Untuk mengatasi rendahnya minat belajar dan hasil belajar mahasiswa tentang rangkaian elektronika dasar perlu dilakukan terobosan baru. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode digital game-based learning (DGBL) dalam meningkatkan minat belajar dan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Elektronika Dasar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus. Data dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode DGBL dapat meningkatkan minat dan hasil belajar mahasiswa.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.