Pendidikan karakter merupakan hasil dari sebuah proses pendidikan yang menanamkan sikap atau moral untuk berbuat dengan rasa tanggung jawab. Salah satu cara untuk penanaman pendidikan karakter adalah orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran orangtua dalam penanaman karakter tanggung jawab belajar pada siswa di SDN 36 Rantau Bayur. Lokasi penelitian ini adalah di SDN 36 Rantau Bayur. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.Objek dalam penelitian ini adalah SDN 36 Rantau Bayur. Sedangkan informan penelitian ini yaitu 10 orangtua dan 1 guru wali kelas V SDN 36 Rantau Bayur. Data dikumpulkan dengan menggunakan observasi dan wawancara.Teknik keabsahan penelitian ini menggunakan metode triangulasi.Data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif tahap reduksi data, penyajian data dan  penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran orangtua dalam penanaman karakter tanggung jawab siswa dalam belajarsebagai motivator sudah baik (95%), sebagai fasilitator sangat baik (81,6%), sebagai pendidik cukup baik (74,6%) dan sebagai pembimbing sangat baik (85,83) orangtua siswa SDN 36 Rantau Bayur sudah menanamkan karakter tanggung jawab melalui peran tersebut.

To analyze ischemia-modified albumin (IMA) levels in aqueous humor and serum, and their correlation to RNFL thinning in primary glaucoma patients. Design: Cross-sectional study. Methods: Patients were divided into the control and glaucoma groups. The control group was patients with senile cataracts. The glaucoma group consisted of patients diagnosed for the first time as primary open-angle glaucoma (POAG) or primary angle closure glaucoma (PACG). Exclusion criteria were secondary glaucoma and patients with systemic disease. A complete cataract examination was done for all patients, and glaucoma examinations for the glaucoma group. In both groups, the IMA aqueous humor was obtained during cataract and glaucoma procedure. Serum levels of IMA, malondialdehyde (MDA), and tumor necrosis factor alpha (TNF-α) were examined during preoperative examinations. Results: Control group comprised 33 participants, and glaucoma group 41 patients (21 PACG and 20 POAG). Mean IMA aqueous humor (AQH) levels found in cataract group 6.039±3.16 ng/mL, glaucoma group 14.89±6.08 ng/mL, PACG group 12.69±6.25 ng/mL and POAG group 17.33±4.988 mg/mL. Mean IMA serum levels in cataract group 14.75±6.53 ng/mL, glaucoma group 13.89±6.53 ng/ mL, PACG group 12.79±6.46 ng/mL± and POAG group 14.93±10.74 ng/mL. Glaucoma group had significant higher level of IMA in aqueous humor compared to control group, but opposite findings in serum IMA levels between groups. POAG patients had a higher aqueous IMA level compared to PACG group and correlated significantly with IOP. IMA AQH also negatively correlated to the RNFL thickness in both POAG and PACG group. Cut off 9.5 ng/mL was considered as a normal limit value to differentiate between control and glaucoma group. Conclusion: Primary glaucoma patients showed a significantly increased level of IMA AQH as a local ischemic biomarker compared to the control group. Systemic oxidative activity is not a representation of local ocular oxidative stress in both cataract and glaucoma group.

Perkembangan di bidang sosial dalam ruang lingkup teknologi komunikasi sudah semakin maju, salah satu contoh fenomena baru dalam masyarakat dapat dilihat dari terbentuknya aplikasi kencan online. Aplikasi kencan online adalah aplikasi yang membantu mempertemukan orang dengan ketertarikan yang sama dalam suatu hubungan romansa. Aplikasi kencan online bukanlah hal baru, namun peningkatan drastis pengguna Tinder selama pandemi Covid-19 merupakan fenomena yang dapat diteliti. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan model penelitian deskriptif melalui penyebaran kuesioner mengenai pengaruh aplikasi pencari pasangan online pada masa pandemi covid-19. Penelitian ini mengumpulkan data dengan menyebarkan kuesioner melalui sosial media dengan pengguna aktif yang telah mengisi kuesioner sebanyak 177 responden. Penelitian ini bertujuan menguji niat perjalanan melalui pengungkapan diri, kepercayaan, dan keintiman. penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan diri dapat mempengaruhi kepercayaan, keintiman, dan niat perjalanan.

Purpose To illustrate the complexity in managing secondary glaucoma post-repeat penetrating keratoplasty in a developing country. Case Description A patient with a history of five repeat penetrating keratoplasties (PKPs) showed good intraocular pressure (IOP) control with trabeculectomy; however, blebitis occurred as an undesirable complication. Trabeculectomy was done rather than tube implantation due to socioeconomic factors, although it’s not an ideal treatment. After the infection subsided, we performed a bleb revision with a scleral patch graft. Intraocular pressure was high in the follow-up period after the scleral patch, therefore we decided to do tube implantation. Following glaucoma tube implant surgery, the patient had good IOP control and a clear graft after six months of follow-up. Conclusion Secondary glaucoma post repeat PKPs is challenging in both diagnosis and management. Immediate action is imperative to control IOP, prevent glaucoma progression, and minimize corneal graft damage. In addition to medical reasons, socioeconomic factors should be considered.