No abstract

No abstract

Permukiman tradisional merupakan permukiman yang masih menjaga tradisi, budaya, adat-istiadatnya. Elemenelemen ekistik adalah elemen yang membentuk suatu permukiman, yang merupakan hasil interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Kampung Naga yang merupakan salah satu permukiman tradisional di Jawa Barat yang masih bertahan hingga kini, terbentuk dari elemen ekistik. Tujuan pada penelitian ini, adalah mengidentifikasi elemen pembentuk permukiman dari Doxiadis (1968) yang terdapat di permukiman tradisional Kampung Naga. Metode penelitian adalah deskriptif-eksplanatif dengan metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis behaviour mapping. Variabel penelitian ini adalah elemen ekistik yang terdiri dari fisik alam, manusia dan masyarakat, bangunan, dan jaringan. Hasil penelitian ini diketahui bahwa di dalam permukiman tradisional Kampung Naga, seluruh elemen pembentuk permukiman, content dan container, memiliki sifat timbal balik, dengan elemen manusia dan masyarakat yang paling berkontribusi dalam membentuk permukiman tradisional.

Humans interacting with their physical and social environments always try to adapt individually or in groups. In the adaptation process, a space dynamic will occur and cause space changes. Adaptation elements include the physical environment, socio-cultural environment, and behavior. Interaction among the adaptation elements will form changes to space configuration. Kotalama is the largest Madurese migrant settlement in Malang and was established in the 1950s. Research on space configuration was conducted to study the adaptation elements in the interaction process of the migrants and their environment. The research used a qualitative, descriptive method and inductive analysis to gain insights on the relationship to dwellings on Madura Island. Data were collected through observations of dwelling space configuration. In addition, in-depth interviews with key informants were held. The results show that the space configuration of dwellings in Kotalama contain elements of adaptation and interaction between the migrants and their environment. These elements relate to Madurese ethnic identity, which are influenced by local topographical factors and limited by the size of the settlement area.