An experimental investigation on the thermoelectric cooler box with several heat dissipation units was conducted in the unconditioned environment. The cooler box cooling system in this study comprised a TEC2-25408 thermoelectric module, an inner heat sink, four bottles filled with water, and heat dissipation units. The heat dissipation unites employed were a heat sink with a fan, a heat sink without a fan, a heat pipe with a fan, and a heat pipe without a fan. The cooler box dimension was 0.397 m x 0.305 m x 0.25 m. The powers supplied to the thermoelectric ranged from 27.65 W to 36.51 W. The experiment was performed for 1800 seconds, and the data were recorded using the NI DAQ MX 9714 connected to the PC. The ambient temperatures were detected from 26.6°C to 30.82°C. The results showed that the cooler box using a heat sink with a fan demonstrated the lowest cooler box temperature (23°C), and the highest COP (0.044), while the cooler box utilizing three other dissipation units exhibited opposite.

Patut diakui bahwa terdapat sistem ganda dalam pemerintahan desa yaitu desa dinas dan desa pakraman. Desa Pakraman di Bali merupakan sebutan lain dari desa adat, yang telah mengakar sejak lama. Seiring bergulirnya reformasi yang dimulai tahun 1998, desa pakraman diperkuat oleh Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2001 tentang desa pakraman. Teriring semangat UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan juga hasil amandemen UUD 1945 pasal 18 b ayat (2) dengan tegas telah memberikan peluang untuk membangkitkan atau menghidupkan kembali otonomi asli dalam penyelenggaraan pemerintahan di tingkat desa. Bekat dualisme desa berarti dilihat dari sisi kebijakan maka desa dinas berada pada konteks kebijakan nasional dan desa adat/pakraman berada pada konteks kebijakan tradisional. Tulisan ini mendeskripsikan secara aktual tentang fakta keberadaan desa pakraman, bahwa sesungguhnya desa pakraman yang mempunyai hak otonum dalam kaitan dengan adat istadat dan budaya, namun keluesan, kejujuan, fleksibilitas orang Bali terkadang ternodai oleh tindakan anarkis, seperti terjadinya kasepekang terhadap warga di Desa Pakraman akibat dari kurang aktifnya warga tertentu dalam kegiatan adat istiadat. Disamping itu desa pakraman sebenarnya terbebani untuk merespons isu-isu yang sebenarnya merupakan kewenangan dari pemerintah supra local, seperti masalah narkoba, pungli, rabies, KIPEM dan isu hangat lainnya.